Pangkalpinang (ANTARA News) - Mesin sebelah kanan pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan S7 077 PK SJO Boing Seri 737 - seri 200 jurusan Pangkalpinang - Jakarta, Sabtu malam, sekira pukul 18.00 WIB terbakar di Bandar Udara (Bandara) Depati Amir Bangka, sehingga sebagian besar penumpang memilih tidak jadi terbang pada hari itu. "Pesawat mengalami kendala teknis karena saat 'take off' seekor burung masuk ke dalam mesin pesawat, sehingga proses pembakaran mesin pesawat terkendala yang akhirnya menimbulkan suara dentuman cukup keras dua kali disertai percikan api," ujar Kepala Cabang Angkasa Pura II Bandara Depati Amir Bangka, Sudarmono, di Bangka, Sabtu (23/6). Namun, setelah dicek pihak teknisi PT Angkasa Pura Bandara Depati Amir Pangkalpinang, keadaan barometer pesawat masih tetap stabil dan pesawat layak terbang. Ia menjelaskan, pesawat itu dijadwalkan terbang pukul 16.30 WIB, namun semua penumpang dtundakeberangkatannya hingga pukul 18.00 WIB, karena pesawat terlambat tiba di Bandara Depati Amir dalam penerbangannya dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, berhubung kondisi cuaca buruk (hujan). Setelah menunggu 1,5 jam, pesawat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba dan semua penumpang memasuki badan pesawat pukul 18.00 WIB, namun saat akan tinggal landas (take off) terjadilah gangguan teknis itu membuat seluruh penumpang panik di dalam badan pesawat. Akibat gangguan teknis itu, pesawat harus menjalani pengecekan ulang sehingga penerbangan pun terpaksa diundur lagi hingga pukul 21.15 WIB. Setelah dicek ternyata keadaan barometer pesawat di Cop Pit pesawat stabil sehingga dinyatakan layak terbang. Berdasarkan data yang dihimpun ANTARA News di lokasi peristiwa Bandara Depati Amir, jumlah penumpang pesawat itu dalam keadan penuh atau memuat penumpang 100 orang lebih. Kapten Pilot Bimo Himbowo menjelaskan, saat pesawat yang dikemudikannya ingin tinggal landas di koordinat 34 ia melihat di layar monitor ada gangguan di bagian sebelah kanan mesin pesawat dan karena itu keberangkatan terpaksa ditunda. "Saya tidak mau mengambil risiko, makanya saya menunda penerbangan untuk menjalani pengecekan ulang mengenai kondisi mesin pesawat karena terkait nyawa penumpang, apalagi saat itu kondisi di dalam pesawat cukup panik," katanya. Staf Sriwijaya Air, Mung Sarsanto, menjelaskan, pesawat Sriwijaya Air tetap diberangkatkan malam itu sekitar pukul 21.15 WIB karena setelah dicek ulang oleh teknisi keadaan pesawat dalam keadaan normal dan layak terbang. Jika para penumpang masih takut untuk terbang dengan pesawat yang sama, menurut dia, maka disilakan menunda penerbangan hingga Minggu pagi (24/6). Salah seorang penumpang, Suharto (56) yang warga Sungailiat Bangka Induk, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), secara terpisah menjelaskan, "Saya duduk di kursi nomor 3, dan saya melihat langsung percikan api keluar dari sayap pesawat sebelah kanan." Ia menimpali, "Saya tidak akan berangkat dengan pesawat yang sama ke Jakarta, namun jika pihak Sriwijaya Air mengganti pesawat baru saya mau terbang, karena saya trauma dengan peristiwa kecelakaan pesawat yang telah terjadi belakangan ini," ujarnya. Sriwijaya Air nomor penerbangan S7 077 PK SJO Boing Seri 737-seri 200 itu akhirnya tetap diterbangkan sekira pukul 21.15 WIB dengan mengangkut 15 orang penumpang, sementara sebagian besar penumpang memilih menunda keberangkatannya. (*)

Pewarta: priya
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007