Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Senin sore melemah jauh meliwati angka batas spikologis Rp9.000 per dolar AS akibat pasar masih diselubungi faktor negatif. Rupiah sore turun 23 poin menjadi Rp9.023/9.030 per dolar AS (Pkl 15.15 WIB) dibanding penutupan sebelumnya Rp9.000/9.003. Analis Valas PT Bank Saudara, Ruri Nova di Jakarta, mengatakan, tekanan pasar masih berlanjut yang mendorong rupiah terpuruk, meski hot money asing kembali memasuki pasar namun uang panas itu cenderung bermain di pasar modal. Tekanan pasar terhadap rupiah terutama akibat melemahnya yen terhadap dolar AS yang jauh di atas angka psikologis 100 yen menjadi 123,85, katanya. Menurut dia, merosotnya yen karena bank sentral Jepang (BoJ) yang akan menaikkan tingkat suku bunganya sampai saat ini masih belum melakukannya, BOJ tidak terburu-buru menaikkan suku bunga tersebut. Namun apabila BoJ jadi menaikkan suku bunga dan memicu yen menguat, rupiah diperkirakan akan kembali menguat, ucapnya. Investor asing, katanya, sampai saat ini masih melepas yen dan membeli produk lain yang lebih menguntungkan. Para pedagang juga merasa aman dengan melepas yen, karena melemahnya mata uang asing itu akan mendukung pertumbuhan ekonomi Jepang. Ia mengatakan, meski rupiah terpuruk masih ada ruang untuk menguat kembali, apabila bank sentral AS (The Fed) jadi menaikkan tingkat suku bunganya untuk menekan inflasi yang cenderung meningkat. The Fed sangat khawatir dengan kecenderungan inflasi yang terus menguat yang akan menghambat pertumbuhan ekonomi AS yang merupakan tujuan ekspor negara-negara Asia, ucapnya. "Kami optimis rupiah akan kembali menguat di bawah level Rp9.000 per dolar," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007