Cirebon (ANTARA News) - Kapolresta Cirebon AKBP Ary Laksmana sempat meminta panitia untuk membubarkan Haul Sayidina Husein di Keraton Kasepuhan Cirebon dengan pembicara Ketua PB Nahdlatul Ulama (NU) KH Said Agil Siradj, Rabu malam.

Menurut Kapolresta yang datang di Keraton Kasepuhan, acara itu perlu dibubarkan karena panitia telah dianggap menipu pihak kepolisian karena dalam ajuan ijin mencantumkan Peringatan Tahun Baru Islam, namun dalam pelaksanaanya acara yang digelar adalah Haul Sayidina Husein yang tidak lain cucu Nabi Muhammad SAW.

"Saya juga sudah mengontak Pangeran Arief Natadiningrat (putra Mahkota Keraton Kasepuhan) yang juga mengaku jika izin panitia hanya Peringatan Satu Muharam, dan pihak Keraton meminta agar acara itu dibubarkan," katanya sambil menunjukkan surat dari Pangeran Nasfudin dari Keraton Kasepuhan.

Kapolresta sempat memanggil Aan Anwarudin, Ketua Panitia Haul, yang memintanya untuk membacakan surat pemberitahuan acara. "Coba anda baca apakah ada kata-kata 10 Muharam atau Haul seperti acara sekarang ini," tanya Kapolresta.

Aan yang juga pengurus Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia terdiam sesaat dan kemudian mengakui tidak ada kata-kata 10 Muharam atau Haul Sayidina Husein.

Kapolresta kemudian meminta Aan untuk mengentikan acara, apalagi sesuai ajuan surat hanya berlangsung sampai pukul 23.00 WIB. "Jika lewat dari itu maka saya akan minta pihak Keraton untuk membubarkan karena pihak keraton juga menyatakan keberatan," katanya.

Aan kemudian kembali ke arena acara di Bangsal Pagelaran Keraton yang saat itu tengah berceramah KH Said Agil Siradj. Ia mengaku tidak mungkin membubarkan acara apalagi hanya gara-gara kesalahan pencantuman jenis acara.

"Surat itu dibuat terburu-buru karena Senin (5/1) ada penolakan mendadak dari Islamic Centre Kota Cirebon, sehingga kami memindahkan acara ke Keraton Kasepuhan setelah ada ijin dari Sultan," katanya.

Ia juga mengaku heran dengan sikap yang tidak toleransi dari pihak kepolisian. "Saya siap pasang badan jika saya diperkarakan hanya gara-gara acara Haul ini," katanya usai acara sekitar pukul 24.00 WIB.

Menurut Kapolresta, dirinya sudah membuat surat kepada panitia bahwa acara seperti tidak bisa digelar di Kota Cirebon, dan hal itu juga atas desakan dari Pengurus Islamic Centre Kota Cirebon dan MUI Kota Cirebon yang mengaku keberatan dengan acara itu.

"Untuk menjaga kondusifitas Kota Cirebon, saya buat surat itu, karena dari Islamic Centre dan MUI juga datang kepada saya," katanya.

Namun, berdasarkan pantauan ANTARA, acara tersebut justru dibuka oleh Ketua MUI Kota Cirebon KH Mahfud Bakrie yang sempat mengucapkan terima kasih atas kesediaan Sultan Kasepuhan mengizinkan acara haul digelar.

Seperti diberitakan sebelumnya Haul Sayyidina Husein ra yang sebelumnya ditolak pengelola Islamic Center Kota Cirebon akhirnya dipindahkan ke Keraton Kasepuhan dan tetap berlangsung Rabu malam.

"Kami berterima kasih karena Sultan Sepuh pun sudah memberikan izin penyelenggaraan Haul Sayyidina Husein di Mande Mastaka Keraton Kasepuhan," kata Humas Panitia Haul Sayyidina Husen ra, M Akbar.

Sementara pengurus Islamic Center Kota Cirebon melarang Haul Sayyidina Husein ra diselenggarakan di gedung mereka.

Amran, Ketua Pengurus Islamic Center Kota Cirebon mengungkapkan Haul Sayyidina Husein itu belum pernah dilakukan dan tidak pernah ada di Cirebon. "Haul ini pun identik dengan syiah," katanya.

Dede Muharam, Sekretaris pengurus Islamic Center juga sependapat bahwa panitia Haul memperalat anak-anak muda yang tergabung dalam PMII untuk menyelenggarakan acara yang berbau aliran Syiah.

Abu Tuharoh, pimpinan Pondok Pesantren Al Sunnah, beranggapan yang memperingati Haul Sayyidina Husein itu beraliran Syiah sehingga pantas untuk dilarang.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009