Yogyakarta (ANTARA News) - Djoko Pekik, pelukis angkatan revolusi kemerdekaan 1945, agaknya memiliki hobi lain yang tak kalah pentingnya dengan memainkan kuas di kanvas, yakni memelihara burung merak. "Salah satu kegiatan saya di rumah adalah mengurusi burung peliharaan, yaitu merak Jawa dan merak Belanda," katanya, saat ditemui ANTARA News di kediamannya di Desa Bedogan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, awal pekan ini. Untuk memelihara merak Belanda, dia terlalu repot karena merupakan satwa dari luar negeri, tetapi untuk memelihara merak Jawa harus memiliki sertifikat izin memelihara satwa langka. "Kalau tidak ada sertifikat izin memelihara satwa langka, nanti merak Jawa saya bisa disita," kata pelukis yang lukisannya yang berjudul "Indonesia 1998 Berburu Celeng" terjual Rp1 miliar itu sambil menyiapkan makanan merak berupa kecambah kacang hijau, kangkung, dan biji-bijian. Pelukis kelahiran Purwadadi, Jawa Tengah, pada 2 Januari 1937 tersebut saat ini sedang mengikuti pameran bersama yang berjudul "Beautiful Death" di Yogyakarta, Surabaya, dan Bali. "September nanti rencananya saya akan mengikuti pameran lagi," kata pelukis yang suka melukis bertema kehidupan manusia. Ia mengatakan, melukis baginya bukan suatu pekerjaan, tetapi ungkapan isi batin atau unek-unek di pikiran. "Lukisan-lukisan koleksi itu tidak akan saya jual, meskipun banyak orang yang datang dari dalam dan luar negeri ingin membelinya," kata Pekik sambil menunjuk jajaran lukisan di galerinya. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007