Bandarlampung (ANTARA News)- Kapuspen TNI, Marsda Sagom Tamboen, mengatakan bahwa pasukan Indonesia dalam Kontingen Garuda (Konga) XXIII-A untuk misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) meningkatkan kewaspadaan, dan tidak ada prajurit TNI yang terluka, meski berada satu sektor dengan kontingen pasukan asal Spanyol, India, dan Nepal. "Sehubungan terjadinya serangan yang menewaskan enam tentara penjaga perdamaian asal Spanyol, pasukan TNI telah diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, dan mereka telah melakukannya," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, saat dihubungi di Jakarta, Selasa sore. Ia mengatakan, tidak ada prajurit TNI yang luka-luka dalam insiden penyerangan dengan menggunakan bom itu, dan memakan korban di pihak pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Berdasarkan laporan sampai saat ini, semua pasukan kita selamat, dan tidak ada yang luka-luka. Mereka hanya diperintahkan untuk meningkatkan kewaspadaan dengan mengikuti prosedur patroli atau saat bertugas," kata Sagom. Pasukan TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-A sebanyak 850 personel di Lebanon Selatan, dan ditempatkan di Sektor Timur Garis Biru dan satu sektor dengan kontingen dari Spanyol, India, dan dan Nepal. Di Sektor Timur, pasukan Indonesia tersebar di titik wilayah, yaitu markas batalion Indonesia beserta tiga kompi berada di Adhsit al Qusayr; satu kompi di El Adeisse UN-963; dan satu kompi lainnya di UN 8-33--atau kerap disebut Posisi PBB di Syeh Abad Tomb dan berbatasan langsung dengan menara pengawasan Israel. Dewan Keamanan PBB, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, dan Misi Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL), mengutuk keras serangan bom di Lebanon Selatan pada Minggu (24/6), yang menewaskan enam tentara penjaga perdamaian asal Spanyol dan melukai dua lainnya. Dalam pernyataan yang dikeluarkan di Paris, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan, dirinya sangat sedih dengan terjadinya serangan tersebut dan meminta dilakukan penyelidikan penuh terhadap insiden yang sangat mengganggu itu. Ban mencatat bahwa situasi di Lebanon saat ini dalam keadaan rawan dan menekankan pentingnya UNIFIL membantu stabilitas di negara tersebut. Komandan UNIFIL Mayor Jenderal Claudio Graziano menyebut serangan bom tersebut sebagai insiden paling serius sejak berakhirnya konflik bersenjata Israel-Hizbullah tahun lalu. Ia menegaskan bahwa semua pasukan UNIFIL akan tetap melaksanakan tugas-tugas misi PBB di Lebanon. Menurut catatan PBB, insiden pemboman menewaskan enam personil pasukan Spanyol tersebut terjadi pada hari Minggu pukul 17.30 waktu setempat di dekat kota Khiyam--yang berada di Sektor Timur wilayah operasi UNIFIL--ketika para anggota misi asal Spanyol dan Kolumbia sedang mengadakan patroli. Laporan media yang mengutip militer Lebanon, ledakan disebabkan oleh bom mobil yang dipicu dari kendali jarak jauh, saat kendaraan yang ditumpangi para korban melintas di jalan raya. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007