Jakarta (ANTARA News) - Kejuaraan tarung bebas yang bertajuk One Championship menjadi ajang pertarungan profesional dan media untuk melestarikan salah satu warisan budaya bela diri.

"Itu adalah komitmen kami untuk merayakan warisan kekayaan terbesar di Asia yaitu seni bela diri," kaya Chairman dan CEO One Championship, Chatri Sityodtong dalam keterangan resmi yang diterima media di Jakarta, Rabu.

 One Championship merupakan ajang tarung bebas yang pesertanya menggunakan seni bela diri yang dikuasai. Seni bela diri asal Asia diantaranya adalah muaythai, wushu, jiujitsu, karate, taekwondo bahkan seni bela diri asal Indonesia, pencak silat. Tidak hanya itu, para petarung ini juga mengkombinasikan dengan olahraga tinju.

Saat ini, tarung bebas profesional sudah mulai menjadi industri. Bahkan, pada One Championship 2018 ada tujuh petarung Indonesia bakal unjuk kemampuan. Pada pertarungan yang akan disiarkan langsung oleh SCTV ini, petarung Indonesia, Stefer Rahardian akan berhadapan wakil Pakistan, Muhammad Imran.

Stefer Rahardian dikenal memiliki disiplin bela diri yang cukup banyak mulai dari jiujitsu hingga karate. Untuk petarung Indonesia yang menguasai pencak silat diantaranya adalah Sunoto. Pada One Championship di JCC, Sabtu (20/1) akan menghadapi wakil Kamboja, Rin Saroth.

Satu lagi petarung Indonesia yang mempunyai disiplin bela diri pencak silat adalah Riski Umar. Petarung asal Ternate yang saat ini digembleng di Bali MMA pada One Championship akan berhadapan dengan wakil Indonesia lainnya yaitu Arnol Batubara.

"Saya akan berusaha menjadi yang terbaik pada pertarungan nanti. Saat ini saya terus mengasah kemampuan bela diri saya baik taekwondo maupun pencak silat," kata Riski Umar saat dikonfirmasi sebelumnya.



Pada petarungan yang didukung penuh oleh YOU C1000 ini juga akan menghadirkan petarungan seru yang akan memperebutkan predikat juara dunia wanita One Championship kelas strawweight yang mempertemukan Tiffany Teo asal Singapura melawan wakil China, Xiong Jing Nan.


Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018