Cianjur, Jawa Barat (ANTARA News)  -  Perubahan jalur angkutan dan arus kendaraan di wilayah Cianjur dikeluhkan warga yang merasa kesulitan bepergian karena jarak tempuh menjadi lebih panjang dan lebih lama.

Bahkan tidak sedikit anak-anak yang hendak sekolah terlambat tiba di sekolah karena perubahan rute angkot ternyata tidak memutus rantai kemacetan di kota itu, meskipun pemerintah daerah berdalih perubahan jalur itu demi meminimalisir antrean kendaraan di sejumlah titik.

"Katanya untuk mengatasi kemacaten dan membuat warga bahagia, bagaimana mau bahagia kalau perubahan jalur membuat warga tambah pusing dan macet tetap terjadi," kata Irma (34), ibu rumah tangga warga Kelurahan Pamoyanan, Cianjur kota, Senin.

Irma bahwa berani mengatakan penerapan jalur baru itu tidak dilakukan dengan kajian, melainkan hanya demi memenuhi kepentingan pemerintah yang tidak jelas, terlebih lebar jalan terus diperkecil, sedangkan trotoar diperlebar. Di sisi lain, taman-taman yang terus ditambah ternyata tidak terawat dengan baik.

"Kami orang bodoh, tapi kami tahu cara bahagia seperti apa, bukan dibodohi dengan trotoar yang dibangun lebar tapi jalan dipersempit. Apakah sudah ada kajian baik buruk dan dampaknya, perubahan jalur ini dilakukan," kata Irma.

Dia menilai  perubahan jalur dan pemindahan sejumlah sekolah di perkotaan akan menyulitkan warga untuk sampai ke tujuan, terutama mereka yang akan mengantarkan anak ke sekolah yang baru.

"Biasanya untuk sampai ke sekolah anak yang masih di tengah kota, kami hanya butuh waktu lima menit. Sejak jalur diubah kami harus menempuh perjalanan yang cukup panjang dan lama karena harus memutar," kata Irma.

Keluhan perubahan jalur yang memberatkan warga ktu viral di media sosial hingga kemudian memunculkan desakan agar Pemkab Cianjur mengubah dan merevisi kembali kebijakan itu. Sebagian besar netizen Cianjur menyatakan keberatan karena jarak tempuh menjadi lama.

Wakil Bupati Cianjur Herman Suherman yang turun ke lapangan memantau pemberlakuan jalur baru berjanji menjadikan keluhan warga sebagai bahan evaluasi dan perbaikan.

"Setiap perubahan tentu akan mendapat respon, namun ini dilakukan untuk mengatasi macet yang kerap terjadi di wilayah kota. Namun keluhan tersebut akan dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan agar semua pihak terpuaskan," kata Herman.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2018