Banda Aceh (ANTARA News) - Dari hasil survey yang dilakukan Yayasan Daulat Remaja (YDR) disebutkan, sekitar 20 persen dari sekitar 400 orang wanita yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial (PSK) di Banda Aceh, berstatus mahasiswa. "Jadi, sekitar 80 orang PSK yang ada di Banda Aceh ini berstatus mahasiswa, yang lebih dikenal dengan sebutan `ayam kampus`," kata Sekretaris YDR, Jefri di Banda Aceh, Kamis. Ia menyatakan, para "ayam kampus" tersebut beroperasi secara terselubung, dimana transaksinya dilakukan melalui hand phone dan keberadaannya terorganisir, ada germo dan ada oknum aparat dibelakangnya. Disebutkan, para PSK dari kalangan kampus yang setiap bulan berpendapatan antara Rp8 juta hingga Rp9 juta per bulan tersebut sebagian besar menjadi wanita simpanan. Sementara itu, sekitar 400 orang PSK yang ada di Banda Aceh 95 persen diantaranya berasal dari berbagai kabupaten/kota di Aceh, sedangkan selebihnya dari Sumatera Utara dan provinsi lainnya. Para PSK tersebut berumur antara 16 hingga 30 tahun dengan tingkat pendidikan rata-rata tamatan SMP. Jefri menyatakan, selain beroperasi secara selubung, sebagian mereka beroperasi di salon-salon yang ada di Banda Aceh. Ia menilai, untuk memberantas keberadaan PSK di Aceh sangat sulit, meskipun di daerah itu kini diberlakukan syariat Islam, karena sudah menjadi kebutuhan, sehingga berlaku hukum permintaan dan penawaran. Meskipun demikian, YDR terus berusaha untuk menyadarkan mereka kembali ke jalan yang benar dan bisa membuka usaha lainnya, katanya. Usaha yang dilakukan YDR antara lain dengan mengadakan penyuluhan tentang penyakit HIV/Aids yang sebagian besar disebabkan oleh hubungan laki-laki dan perempuan secara bebas. "Kami sudah melakukan penyuluhan HIV/Aids, dan ternyata sebagian besar dari mereka belum mengetahui bahayanya penyakit tersebut. Sehingga setelah mengetahui mereka akan berfikir untuk meneruskan profesi PSK tersebut," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007