Madiun (ANTARA News) - Jalan Tol Ngawi-Kertosono sepanjang 49,8 kilometer yang melintasi Kabupaten Ngawi, Madiun, dan Nganjuk, baru bisa digunakan pertengahan Februari, mundur dari rencana operasi semula akhir Januari karena masih ada pekerjaan konstruksi yang belum selesai.

"Sejauh ini pembangunan Tol Ngawi-Kertosono tinggal menyisakan satu persen. Jadi yang satu persen itu yang kita kejar hingga awal Februari ini," kata Direktur Utama PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ) Iwan Moedyarno, Selasa.

Ia mengatakan bahwa saat ini Dumpil Exit seluas sekitar 3.000 meter persegi masih dalam pengerjaan dan pelaksana pekerjaan belum bisa menyediakan lahan pengganti bagi pemilik kios di sekitar kawasan itu.

Sebagian besar pedagang belum mau pindah dari lokasi tersebut sebelum mendapatkan lahan yang layak untuk berjualan. Para pedagang menuntut pelaksana proyek terlebih dahulu membangunkan sarana untuk mereka sebelum kios-kios mereka digusur.

Guna membersihkan area Dumpil Exit, pelaksana proyek juga terkendala dalam memindahkan jaringan aliran listrik, papan reklame, dan mengubah saluran air.

Iwan memastikan proyek pembebasan Dumpil Exit terus berlangsung dan sampai saat ini pihaknya koordinasi dengan pejabat pembuat komitmen, BPN, dan tim penilai supaya pembebasan lahan bisa selesai awal Februari.

Ruas Tol Ngawi-Kertosono adalah bagian dari Tol Solo-Ngawi-Kertosono yang merupakan bagian dari Tol Trans Jawa yang dijadwalkan tuntas akhir tahun ini. Tol ini dibangun oleh PT Ngawi Kertosono Jaya, anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Total panjang jalan Tol Ngawi-Kertosono mencapai 87,5 kilometer dan dari ruas ini sepanjang 49,8 kilometer dikerjakan oleh PT NKJ dengan nilai investasi Rp3,83 triliun untuk ruas Mantingan, Ngawi-Wilangan, Nganjuk. Sisanya, ruas Wilangan-Kertosono sepanjang 37 kilometer, dikerjakan oleh pemerintah.

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2018