Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah maskapai swasta nasional menilai aneh rencana pelarangan 51 maskapai Indonesia ke Eropa karena pemerintah dan operator telah berusaha keras melakukan perbaikan di bidang keselamatan dan keamanan (safety) penerbangan. "Rekomendasi dan rencana itu aneh dan patut dipertanyakan sebab Indonesia sudah berupaya keras memperbaiki dan memiliki komitmen yang keras dan serius menegakkan aturan safety," kata Manajer Humas Lion Air, Hasyim Arsal Alhabsy saat dihubungi di Jakarta, Kamis malam. Menurut Hasyim, hal itu perlu dipertanyakan secara serius karena apa yang dilakukan pemerintah dan operator sudah benar-benar transparan dan terbukti pada Juni 2007 sudah ada perbaikan signifikan yakni sudah ada maskapai naik ke kategori satu. Oleh karena itu, tegasnya, pemerintah harus bersikap terhadap rencana itu. "Patut dipertanyakan apa motivasinya," kata Hasyim. Senada dengan Hasyim, Presiden Direktur Adam Air, Adam Aditya Suherman menegaskan, penilaian dan rencana tersebut akan berdampak sementara dan tidak perlu khawatir berlebihan. "Pada akhirnya pasar yang melihat, apakah maskapai Indonesia dan pemerintahnya serius atau tidak untuk meningkatkan komitmen safety ke arah yang lebih baik," kata Adam. Keduanya juga sepakat, bukti keseriusan pemerintah itu adalah perjuangan pemerintah untuk melobi dan menjelaskan apa yang telah dilakukan selama ini kepada dunia internasional. "Awal Juli ini, Indonesia mengundang Presiden ICAO guna menandatangani `Aviation Safety Commitment` dengan Menteri Perhubungan di depan seluruh maskapai Indonesia," kata Adam. Sebelumnya, pemerintah menilai rencana pelarangan terhadap 51 maskapai Indonesia ke Eropa belum final sehingga pemerintah tetap akan menjelaskan ke dunia internasional mengenai upaya signifikan yang telah dilakukan, terkait dengan safety. "Itu belum final dan hanya sebuah rekomendasi oleh para ahli Uni Eropa sehingga pemerintah tetap berkeinginan menjelaskan dan melobi dunia internasional dan meminta dukungan ICAO (International Civil Aviation Organization)," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik, Departemen Perhubungan (Dephub), Bambang S. Ervan. Sementara itu, Kepala Komunikasi Perusahaan Garuda, Pujobroto mengatakan, saat ini Garuda tidak melayani penerbangan ke Eropa. Penerbangan ke Eropa ditutup terakhir pada akhir 2004 karena alasan komersial.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007