Jakarta (ANTARA News) - Badan Karantina Pertanian (Barantan) Departemen Pertanian (Deptan) mengungkapkan, benih bawang merah yang diimpor dari Thailand, Vietnam dan Filipina mengandung organisme pengganggu tanaman karantina (OPTK) yang tidak ada di Indonesia. Kepala Barantan Syukur Iwantoro di Jakarta, Jumat menyatakan, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tim dari karantina sebulan lalu didapati bawang merah impor dari Thailand mengandung 15 OPTK yang tidak ada di Indonesia. Sebanyak 15 OPTK serupa juga didapati pada benih bawang merah impor asal Filipina sedangkan asal Vietnam mengandung 12 OPTK yang tidak ada di Indonesia. "Kita akan melindungi negara kita dari masuknya organisme pengganggu tanaman yang bisa membahayakan sektor pertanian di dalam negeri," katanya, Syukur mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya bersama Dirjen Hortikultura akan melakukan notifikasi OPTK yang terdapat dalam bawang merah impor tersebut sehingga memudahkan petugas di lapangan untuk mencegah masuknya komoditas yang mengandung OPTK tersebut. Menurut dia, saat ini sulit untuk menerapkan kebijakan tarif bea masuk untuk mengurangi membanjirnya komoditas impor dari negara lain karena dinilai melanggar perdagangan bebas. Karena itu, tambahnya, hanya instrumen karantina yang bisa digunakan untuk menekan membanjirnya produk impor yang kemungkinan mengandung organisme penyakit yang membahayakan pertanian dalam negeri. Kepala Barantan Syukur Iwantoro juga mengungkapkan, pihaknya menemukan kandungan "Rice Stripe Virus" (RSV) pada rumput yang didatangkan dari Australia untuk merehabilitasi lahan-lahan bekas galian pertambangan. Menurut dia, tanaman rumput serumpun dengan padi, karena itu kalau sampai virus tersebut masuk akan mudah menular ke tanaman padi di tanah air.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007