Denpasar (ANTARA News) - Abu Dujana alias Ainul Bahri alias Sorim (38), salah seorang gembong teroris, belum diketahui secara pasti tentang keterlibatannya dalam peledakan bom sebanyak dua kali di Bali. "Kita belum dapat mengetahui apakah warga kelahiran Cianjur, Jawa Barat, itu terlibat dalam aksi peledakan bom di Bali atau tidak, sehubungan segalanya masih dalam pengusutan pihak Mabes Polri," kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol AS Reniban, di Denpasar, Minggu. Ia menyebutkan Abu Dujana yang belum lama ini berhasil diringkus petugas, masih dalam penanganan dan pemeriksaan intensif pihak Mabes Polri. Sehubungan dengan itu, belum dapat diketahui tentang keterlibatan yang bersangkutan dalam aksi peledakan bom di Bali, baik yang terjadi pada 12 Oktober 2002 maupun 1 Oktober 2005, ucapnya. "Nanti kalau pihak Mabes Polri menyampaikan bahwa Abu Dujana dan beberapa kawannya juga terlibat aksi bom Bali, tentu kami bersiap-siap untuk menerima pelimpahan para tersangka itu," kata Reniban. Menurut dia, kalau saja Abu Dujana dan kawan-kawan juga terlibat bom Bali, kemungkinan besar proses hukum selanjutnya akan dilakukan di Pulau Dewata. Namun demikian, kejelasan tentang hal itu hingga kini masih dalam penyelidikan dan pengusutan intensif pihak Mabes Polri, ujar Kabid Humas. Sementara untuk mencegah masuknya kawanan Abu Dujana yang diduga masih ada yang berkeliaran di tanah air, pihak Polda Bali yang melakukan penjagaan di sejumlah pintu masuk Pulau Dewata, dengan melakukan pemeriksaan cukup ketat baik atas lalu lintas orang, barang maupun kendaraan. Pemeriksaan tersebut antara lain dilakukan petugas di Dermaga Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, dan Padangbai, Kabupaten Karangasem. Petugas pada Detasemen 88 Antiteror Polda Bali yang dihubungi terpisah, membenarkan kalau petugas gabungan kini dikerahkan untuk melakukan penjagaan di sejumlah pintu masuk Pulau Dewata, terkait upaya pengejaran sekaligus pencegahan terhadap kemungkinan masuknya kawanan teroris ke Bali. "Kita siaga dan waspada, kalau-kalau kawanan teroris yang belakangan ini berhasil diringkus di sejumlah daerah, tiba-tiba menyusup masuk ke pusat kunjungan wisatawan mancanegara ini," ujar polisi. Kabid Humas menambahkan tentu dalam upaya itu petugas yang berada di lapangan harus mencurigai setiap orang, barang, kendaraan dan apa saja yang masuk dari daerah lain ke Bali. "Karenanya, tak heran jika polisi kemudian harus melakukan pemeriksaan terhadap arus barang dan orang tersebut," ucapnya. Untuk itu, Reniban menyatakan kepada para pemakai jalan atau pendatang ke Bali yang kemudian harus menjalani pemeriksaan di kawasan pintu dermaga pelabuhan agar memaklumi hal ini. "Kami mohon maaf kalau perjalanan mereka harus terganggu akibat adanya pemeriksaan dari petugas. Ini kita lakukan untuk lebih menjamin keamanan Bali," katanya. Untuk kepentingan pengamanan di pintu masuk, petugas juga mengerahkan beberapa ekor anjing pelacak. Kabid Humas menyebutkan pengamanan cukup ketat itu dilakukan pihaknya menyusul tertangkapnya Abu Dujana dan beberapa anggota jaringannya di beberapa daerah di tanah air. Namun demikian, lanjut dia, pihaknya belum berhasil "mencium" tentang kemungkinan jaringan kelompok teroris itu akan berupaya untuk bisa menerobos masuk ke Pulau Dewata. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007