Yogyakarta (ANTARA News) - Abu Dujana sempat tiga kali lolos dari sergapan polisi, karena tersangka teroris itu selalu membawa bom dan sandera, setelah akhirnya berhasil ditangkap di wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Direktur Lalu-lintas Mabes Polri, Brigjen Pol Drs Yudi Susdaryanto, seusai menjadi inspektur upacara Hari Bayangkara ke 61 di Mapolsek Gondokusuman Kota Yogyakarta, Senin, mengatakan penangkapan tersangka teroris selalu dilakukan berdasarkan pada bukti awal yang akurat, dan mempertimbangkan faktor keamanan warga setempat. "Abu Dujana lolos dari sergapan polisi karena polisi mempertimbangkan keselamatan jiwa masyarakat sekitar wilayah penangkapan. Saat disergap pertama kali dia membawa bom, dan jika ada polisi nekad menangkap dikawatirkan dia meledakkan bom yang dibawanya, sehingga akan membawa korban lebih banyak," ujarnya. Menurut dia, saat akan ditangkap untuk kedua dan ketiga kalinya, Abu Dujana membawa bom dan seorang sandera, sehingga dengan pertimbangan keselamatan sandera, polisi gagal melakukan penangkapan terhadap tersangka teroris itu. Sementara saat dilakukan penangkapan yang keempat kali di Banyumas, Abu Dujana membawa sandera anak-anaknya sendiri yang berusia 8 tahun, 5 tahun dan bayi berusia beberapa bulan. Namun, karena polisi tidak ingin gagal lagi dalam menangkap tersangka teroris ini, penyergapan terpaksa dilakukan di depan anak-anaknya. "Tembakan yang dilepaskan oleh polisi terpaksa dilakukan karena Abu Dujana melakukan perlawanan dan mencoba merebut senjata dari anggota polisi yang akan menangkapnya, sehingga polisi terpaksa melumpuhkan dia dengan tembakan di kakinya," ujarnya. Dikatakannya pada prinsipnya Polri siap menghadapi gugatan dari pihak keluarga Abu Dujana, karena selama ini dalam upaya memerangi tindak kejahatan teroris, polisi selalu bertindak berdasarkan undang-undang dan bukti akurat. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007