Accra (ANTARA News) - Perpecahan besar muncul, Senin, pada konferensi tingkat tinggi (KTT) pemimpin Afrika mengenai cara membina persatuan yang lebih erat, sementara sebagian kepala negara mendesak rekan mereka tidak bergerak terlalu cepat dan memusatkan perhatian pada integrasi regional. Pada hari kedua KTT Uni Afrika (AU) di Ghana, para kepala negara mengadakan pertemuan tertutup dalam perdebatan besar. Dalam pembahasan tersebut mereka berbeda pendapat mengenai apakah akan menciptakan Negara Persatuan Afrika atau sekedar meningkatkan lembaga yang ada. Pemimpin Libya Moamer Gaddafi telah memelopori dorongan untuk menciptakan konfederasi negara, dengan satu pemerintah persatuan yang akan menggantikan komisi AU saat ini dan merancang kebijakan pertahanan serta luar negeri bersama serta meredakan pembatasan perdagangan. Namun pelaku utama lain di benua itu mengingini susunan yang ada diberi waktu agar dapat matang, termasuk Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki --yang menjadi tuan rumah pertemuan lima tahun lalu di Durban, ketika AU secara resmi dibentuk-- dan pemimpin baru Nigeria Umaru Yar`Adua. Dalam pidatonya, yang salinannya dilihat oleh AFP, Yar`Adua mengatakan bahwa Nigeria mendukung integrasi ekonomi dan politik yang pada akhirnya akan mengarah kepada "munculnya Negara Pesatuan Afrika". Namun ia kemudian menyatakan tujuan semacam itu dapat dicapai secara baik pertama dengan memusatkan perhatian pada kerjasama regional. "Perspektif kita diperantarai oleh keperluan kritis pada tahap ini dalam proses pembangunan benua kita bagi semua negara Afrika untuk memusatkan lebih banyak perhatian pada upaya memperkokoh dan mengkonsolidasikan pemerintahan internal dan susunan pertumbuhan serta integrasi regional yang lebih nyata," kata Yar`Adua. Meskipun Mbeki tak berbicara, Perdana Menteri Lesotho Pakalitha Mosisili menyampaikan kekhawatiran Masyarakat Pembangunan Afrika Selatan (SADC) --blok 14 negara regional. "Kami mengakui kepentingan Afrika akan lebih baik tercapai melalui interasi politik dan ekonomi," katanya. "Namun kita harus menerapkan pendekatan dari-bawah-ke-atas, dan bukan dari-atas-ke-bawah ... Kami percaya integrasi semacam itu mesti berlangsung bertahap dan bukan tergesa-gesa," katanya. Namun para penganjur persatuan yang lebih, yang meliputi Presiden Senegal Abdoulaye Wade dan Presiden Gabon Ondimba Omar Bongo mendesak diwujudkannya persatuan yang lebih erat. Setelah pembahasan diakhiri saat malam tiba, Wade mengatakan kepada wartawan bahwa terdapat perpecahan sebesar 50-50 mengenai apakah akan secara cepat mewujudkan persatuan atau akan melaksanakannya secara bertahap. Ia menolak untuk mengesampingkan pengaitan dengan negara lain untuk menghasilkan terobosan berupa pemerintah persatuan dengan harapan dapat menarik negara lain pada tahap selanjutnya. "Setiap orang sependapat dengan gagasan Negara Persatuan Afrika, tapi yang lain memikirkan integrasi ekonomi mesti mendahului integrasi politik tapi integrasi politik pada akhirnya akan mempercepat integrasi ekonomi," kata Wade. Pemimpin Senegal itu mengatakan banyak negara telah menyampaikan kekhawatiran mengenai kehilangan kedaulatan mereka, tapi ia menambahkan, "Kami memiliki kemungkinan besar untuk membuat perbedaan, secara keseluruhan, saya optimistis, jadi kesepakatan." (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007