Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar spot antar-bank Jakarta, Rabu pagi, melemah menjadi 9.035/9.038 per dolar AS, turun 45 poin dari posisi penutupan hari sebelumnya 8.990/9.012 per dolar AS. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta mengatakan, pelaku pasar di Jakarta aktif membeli dolar AS ketika melihat kecenderungan yang sama di pasar regional yang diperkirakan akan menguatkan posisi mata uang AS itu setelah dua hari sebelumnya terkoreksi. Rupiah, menurut dia, juga tertekan oleh intervensi Bank Indonesia (BI) yang menginginkan rupiah tetap berada di kisaran 9.000 untuk mengamankan kegiatan ekspor dan impor. Pergerakan rupiah yang naik dan turun itu dinilai stabil karena berada dalam kisaran antara 8.500 sampai 9.500, katanya. Ia mengatakan, kekhawatiran akan timbul apabila rupiah berada di atas level 9.500, setitik level yang sangat sulit tersentuh mengingat fundamental ekonomi makro Indonesia yang relatif baik. Apalagi BI saat ini memiliki cadangan devisa cukup besar yang mencapai lebih dari 51 miliar dolar AS, katanya. Menurut dia, rupiah sebelumnya diperkirakan akan mendapat dukungan pasar dengan rencana bank sentral AS (The Fed) untuk menaikkan suku bunganya. Namun rencana kenaikan suku bunga itu tidak jadi yang menunjukkan bahwa ekonomi AS mulai bergerak yang selama ini dikhawatirkan negara-negara Asia, karena AS merupakan negara tujuan ekspor mereka, katanya. Rupiah, ia mengatakan, masih berpeluang untuk menguat kembali pada sore nanti, karena membaiknya pasar saham regional dan masih aktifnya pelaku asing bermain di pasar modal yang memberikan sentimen positif pasar. Karena itu peluang rupiah untuk kembali berada dibawah level 9.000 per dolar AS cukup besar, meski BI kemungkinan akan kembali masuk pasar, ucapnya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007