Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian mengusulkan kepada sejumlah BUMN yang memproduksi pupuk untuk memasukkan pupuk organik sebagai program PSO (public service obligation) mereka. Dirjen Tanaman Pangan Deptan, Sutarto Alimoeso, di Jakarta, Rabu, mengatakan program PSO untuk pupuk organik tersebut dilakukan guna mendukung pencapaian target produksi padi sebanyak 60 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2008. "Kita sudah meminta lima BUMN pupuk untuk melakukan PSO pupuk organik ini," katanya. Menurut dia, melalui program PSO tersebut BUMN diharapkan mampu menyalurkan pupuk organik sebanyak 1,5 juta ton ke petani. Untuk mendukung PSO pupuk organik sebanyak 1,5 juta ton tersebut, tambahnya, dialokasikan anggaran Rp225 miliar jika nantinya penyubur tanaman tersebut dijual seharga Rp1.500/kg. Selain program PSO pupuk organik, menurut Sutarto, pada tahun depan subsidi pupuk NPK juga akan ditingkatkan dari 700 ribu ton saat ini menjadi 1,4 juta hingga 1,5 juta ton. "Kalau bisa kita harapkan mencapai dua juta ton bahkan lebih dari itu," katanya. Menurut dia, penggunaan pupuk organik untuk pertanaman padi saat ini dirasa sangat penting karena kondisi tanah persawahan di Indonesia mengalami kerusakan yang parah akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan selama bertahun-tahun. Dirjen mengatakan, guna mencapai target produksi 60 juta ton pada 2008 melalui penggunaan pupuk organik dan pupuk berimbang akan dilakukan secara intensif pada lahan seluas 1,5 juta ha. Pada lahan tersebut, akan dilakukan pengawalan secara terus menerus selama satu musim tanam dengan melakukan program sekolah lapang bagi 60 ribu kelompok tani.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007