Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan perlunya lebih banyak lagi anggota Kongres Amerika Serikat yang datang melihat situasi dan perubahan yang terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima tiga anggota Kongres AS di Kantor Presiden Jakarta, Kamis. Ketiga anggota House of Democracy Assistant dari Kongres AS itu adalah David Drier (California), Donald Payne (New Jersey), dan James Moran (Virginia). Selain Dino, Menkopolhukam Widodo AS, Menlu Hassan Wirajuda, dan Mensesneg Hatta Radjasa, juga turut mendampingi Presiden dalam pertemuan itu. Presiden Yudhoyono, kata Dino, sempat mengutip apa yang pernah dikatakan mantan Menlu AS Collin Powell bahwa "Indonesia is the most misunderstood country in the world" atau negara yang paling tidak dimengerti di dunia . "Dan mengutip itu, Presiden menekankan perlunya semakin banyak anggota Kongres AS untuk datang ke Indonesia untuk melihat situasi dan perubahan yang terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun ini," katanya. Dalam pertemuan itu Presiden juga menyampaikan apresiasi terhadap hubungan antarlembaga yang dijalin antara DPR RI dan Kongres AS. "Hal ini akan lebih memperkaya hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat, bukan hanya antarpemerintah tetapi juga antarparlemen dan masyarakat," katanya. Selain itu, kata Dino, dalam pertemuan itu kedua pihak juga menyatakan optimis dan positif terhadap hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat, khususnya kerjasama ekonomi dan hubungan investasi. Ketiga anggota Kongres AS, lanjut Dino, juga memuji kemajuan reformasi dan demokrasi di Indonesia. "Mereka juga menghargai prestasi Indonesia dalam memerangi terorisme," katanya. Presiden, katanya, juga menegaskan kembali bahwa yang unik dalam demokrasi Indonesia adalah bahwa Islam, demokrasi dan modernitas dapat duduk bersama dan sehat. "Dan hal ini juga diakui ketiga anggota Kongres AS," katanya. Masalah Timur Tengah Pertemuan Presiden Yudhoyono dengan tiga anggota Kongres AS, kata Dino, juga membahas masalah-masalah di Timur Tengah, terutama situasi di Palestina, Irak, dan Libanon. "Kongres AS memberikan apresiasi terhadap peranan Indonesia di Libanon, sementara Presiden menyatakan prihatin terhadap perkembangan yang terjadi belakangan di Palestina, dengan adanya perpecahan antara faksi-faksi politik di sana," katanya. Presiden, lanjut Dino, menekankan kembali perlunya diupayakan persatuan kelompok-kelompok politik melalui proses dialog perdamaian faksi-faksi di Palestina, terutama Fattah dan Hammas. "Presiden tetap berharap agar AS dapat memainkan peranan yang konstruktif untuk memajukan perdamaian Palestina," katanya. Selain itu, Presiden juga menyampaikan apresiasi atas dialog yang sekarang mulai dilaksanakan antara AS dan Iran, serta mengimbau agar AS terus melakukan dialog karena konflik di Timur Tengah hanya dapat diselesaikan dengan meningkatkan `confident building` dan dialog antarpihak yang berkepentingan. Dalam pertemuan itu, kata Dino, sama sekali tidak dibahas mengenai kelompok separatis di Indonesia. "Masalah kedaulatan dan persatuan wilayah Indonesia kan sudah diakui oleh ketiga anggota Kongres AS itu," katanya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007