Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) menyatakan penerapan program Basel II oleh perbankan nasional yang dimulai pada 2008 akan dilakukan secara hati-hati disesuaikan dengan karakteristik ekonomi Indonesia. "Karena itu kita memilih (program Basel II) yang sangat standar dan itu pun akan dipilih secara bertahap, sesuai dengan kemampuan kita menyerap risiko-risiko tersebut," kata Gubernur BI Burhanuddin Abdullah dalam sebuah seminar di Jakarta, Kamis. Seminar yang diselenggarakan Pusat Studi Hukum dan Pembangunan (PSHP) bekerjasama dengan Fakultas Hukum Unpad sebelumnya dibuka oleh Wapres Jusuf Kalla. Menurut Burhanuddin, penerapan Basel II memerlukan pra kondisi yang ideal dan akan dilakukan dengan sangat hati-hati karena persoalan perekonomian Indonesia masih sangat kompleks. "Penerapan Basel II memiliki beberapa pengecualian di negara-negara seperti Indonesia, dan dalam dalam kaitan inilah maka national descretion, keputusan nasional untuk memilah dan memilih mana materi Basel II yang cocok diterapkan hari ini dan besok adalah sesuatu yang harus kita lakukan," katanya. Prakondisi penerapan Basel II ini, menurut Burhanuddin, menjadi sangat penting agar proses penerapan Basel II dan pengukuran risiko terutama risiko kredit, tidak bias pada aspek-aspek yang tidak bisa dikontrol oleh perbankan. Burhanuddin mengatakan, penerapan Basel II sangat penting untuk memberikan standar peraturan yang jelas mengenai pengelolaan risiko perbankan, apalagi perbankan nasional memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian nasional. "Perekonomian kita 90 persen bergantung pembiayaannya oleh perbankan, sehingga kalau terjadi sesuatu dengan bank maka perekonomian kita akan mengalami panas dingin yang tinggi, karena itulah sebuah standar internasional harus dipikirkan, seperti Basel II," katanya. Sebelumnya, Wapres Jusuf Kalla juga meminta agar semua peraturan terkait perbankan disesuaikan dengan perkembangan kondisi perbankan nasional yang memiliki tugas berat dalam meningkatkan kredit ke sektor riil. "Penerapan Basel II harus meningkatkan kredit terhadap UMKM sehingga perekonomian kita menjadi lebih baik," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007