Bengkulu (ANTARA News) - Aparat Kepolisian Resort (Polres) Seluma, Bengkulu, mengevakuasi warga Dusun Sinar Pagi ke Desa Pungguk Mas untuk mengatasi serangan seekor harimau Sumatera (phantera tigris sumatrae) yang menewaskan Heri (10) dan melukai Harto Saputra (8). Wakil Kepala (Waka) Polres Seluma, Kompol R. Djarot Agung, Kamis, mengatakan bahwa untuk mencegah adanya korban lanjutan dan menghilangkan ketakutan, serta trauma mental penduduk, maka pihaknya sementara ini mengungsikan warga, agar lebih aman. "Jumlah warga di Dusun Sinar Pagi yang merupakan perkebunan kopi tersebut sembilan kepala keluarga, tapi yang mau dievakuasi baru enam," ujarnya. Oleh karena itu, ia menilai, untuk menghidari bahaya yang lebih besar lagi, maka kepada tiga Kepala Keluarga (KK) yang belum mau dievakuasi diberi pemahaman, agar segera pindah. Djarot mengatakan, Dusun Sinar Pagi letaknya relatif terpencil, bahkan untuk mencapai lokasi tempat serangan harimau terjadi harus ditempuh dengan berjalan kaki lebih kurang 3,5 jam. Oleh karena, Dusun Sinar Pagi merupakan areal perkebunan masyarakat yang belum ada jalan penghubung dan harus ditempuh dengan berjalan kaki. Dikatakannya, polisi bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu terus melakukan penyisiran mencari keberadaan harimau yang kini masih berkeliaran. Tugas penangkapan hewan langka dan dilindungi itu, menurut dia, merupakan wewenang BKSDA, sedangkan polisi hanya mengevakuasi masyarakat yang kini ketakutan. Sementara itu, Kepala BKSDA Bengkulu, Ir Yohanes Sudarto, membenarkan kejadian itu dan tim BKSDA kini sedang ke lokasi untuk menindaklanjuti kasus tersebut. "BKSDA bersama Conservation Respon Unit sudah turun ke lapangan dengan membawa kerangkeng untuk menangkap harimau yang mengamuk dan diduga akibat habitatnya sudah terganggu," ujarnya. Ia mengemukakan, ada kemungkinan masyarakat sudah membuat kebun hingga ke dalam kawasan hutan lindung, sehingga habitat hewan buas itu menjadi terganggu dan mengamuk. Oleh karena itu, masyarakat jangan lagi membuka kawasan perkebunan baru, apalagi sudah berada di dalam kawasan hutan lindung, karena bisa membuat satwa tersebut semakin terdesak, sehingga akhirnya menyerang penduduk. Serangan harimau yang diduga sedang lapar itu terjadi pada Rabu (4/7) sekira pukul 10:00 WIB di kebun kopi Ujung Rembun, Dusun Sinar Pagi, Kecamatan Seluma Utara, Kabupaten Seluma, Bengkulu. Heri dilaporkan tewas dengan tubuh penuh luka robek akibat cakaran harimau, sementara itu Harto yang kritis mengalami luka cakar yang cukup parah di leher, tengkuk, paha dan betis kini kondisinya mulai membaik. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007