Kuantan Singingi, Riau (ANTARA News) - Sebanyak tujuh orang warga Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, mengalami kelumpuhan yang oleh pemerintah setempat diduga akibat gizi buruk.

Dugaan tersebut membuat mereka melakukan antisipasi sebelum berdampak lebih fatal dan dilarikan ke Klinik Kuantan Medika Teluk Kuantan, namun menurut dokter yang merawat kelumpuhan dikarenakan kekurangan gizi sejak lahir, bukan gizi buruk.

"Warga ini perlu dibantu untuk mendapatkan perawatan medis," kata Camat Kuantan Tengah, HM Refendi Zukman, AP di Teluk Kuantan, Jumat.

Camat mengatakan, Jajaran Pemerintahan Kuantan Singingi mendapatkan laporan bahwa ada sejumlah warga yang mengalami kelumpuhan akibat kekurangan gizi, mendengat hal tersebut tim langsung meninjau lokasi untuk mendata dan memberikan pertolongan medis.

Mereka adalah anak-anak yang masih di bawah umur, namun ada juga yang berusia 35 tahun, tim sudah mulai memberikan bantuan medis khususnya dari Dinas Sosial Kuansing, jika terlambat diberikan bantuan khawatir berdampak lebih parah.

Baca juga: Menko PMK: kondisi Asmat membaik pascaKLB campak dan gizi buruk



Menurutnya, hasil pendataan ketujuh warga tersebut adalah Maryatul Kaptiah (11), anak pasangan Markimin dan Suhai ini, warga pindahan dari Desa Klayang Inhu. Sebelum menderita lumpuh, dalam riwayat kesehatannya disebutkan proses imunisasi bocah ini tidak lengkap.

Selanjutnya adalah Winda Febrian (15) anak pasangan Darlius dan Warni. Ia pernah mengalami demam kejang ketika umur 2 tahun, Candra (35) anak pasangan Asitin dan Kasian, sebelum lumpuh, ia pernah mengalami demam kejang ketika umur 13 tahun, dan juga tidak sadarkan diri selama 44 hari.

"Warga lainnya adalah Ralpan (10) anak pasangan Dodi dan Sikar," terangnya.

Saat lahir, pernah divakum, namun upaya itu tidak membuahkan hasil sehingga proses kelahirannya dilakukan dengan operasi Caesar dan Ulfa Suryani (5), anak pasangan Artika dan Iyem sempat masuk inkubator begitu lahir dan pernah mengalami kejang-kejang.

Alfito (7), anak keluarga Nurhayati, saat baru berusia tiga hari, ia pernah dioperasi tumor pada bagian kaki dan setelah dioperasi mengalami kejang kejang, terakhir adalah Desi (23) anak pasangan Mufri dan Herlina yang mengalami cacat sejak lahir.

Pewarta: Asripilyadi
Editor: Gilang Galiartha
COPYRIGHT © ANTARA 2018