Jakarta (ANTARA News) - Departemen Keuangan memproyeksikan defisit anggaran pada semester II/2007 mencapai Rp59,92 triliun yang merupakan selisih dari proyeksi belanja negara Rp458,02 triliun (60 persen dari APBN 2007) dan pendapatan negara Rp398,10 triliun (55,1 persen). Menurut data prognosis APBN semester II/2007, yang diperoleh Jumat, proyeksi belanja negara tersebut terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp320,56 triliun (63,5 persen) dan belanja ke daerah yang mencapai Rp137,461 triliun (53,1 persen). "Tingginya penyerapan anggaran pemerintah pusat dalam semester II/2007 tersebut terkait dengan mulai dilaksanakannya proyek-proyek fisik. Selain itu, tingginya penyerapan belanja pemerintah pada semester II/2007 karena realisasi subsidi listrik sebagai akibat dari adanya peningkatan biaya produksi penyediaan listrik," demikian ungkap data itu. Sementara pendapatan negara yang mencapai Rp398,10 triliun terdiri atas penerimaan perpajakan yang mencapai Rp284,257 triliun (55,8 persen), penerimaan negara bukan pajak Rp111,503 triliun (52,9 persen), serta hibah yang mencapai Rp2,342 triliun (87,8 persen). "Lebih tingginya perkiraan perkiraan pendapatan negara dan hibah dalam semester II/2007 tersebut dipengaruhi oleh antara lain perkembangan berbagai variabel makro ekonomi; langkah penyempurnaan sistem administrasi dan prosedur perpajakan, kepabeanan dan cukai; serta langkah penyempurnaan sistem dan prosedur penyetoran PNBP," demikian data tersebut. Sedangkan untuk pembiayaan, Depkeu menyebutkan adanya setoran dari pembiayaan dalam negeri Rp39,389 triliun (71,5 persen) dan pembiayaan luar negeri (neto) Rp9,887 triliun (minus 67,9 persen) untuk menutupi defisit anggaran Rp59,92 triliun tersebut. Pembiayaan dalam negeri, menurut data itu, akan diperoleh dari perbankan dalam negeri Rp10,823 triliun, privatisasi Rp4,7 triliun, penyertaan modal negara (minus) Rp2,7 triliun , hasil penjualan aset program restrukturisasi perbankan Rp521,7 miliar, dan penerbitan obligasi negara (neto) Rp28,044 triliun. Serta pembiayaan luar negeri akan diperoleh dari penarikan pinjaman program Rp19,11 triliun, penarikan pinjaman proyek Rp20,184 triliun, dan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri (minus) Rp29,40 triliun.(*)

Pewarta: bwahy
Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007