Riyadh (ANTARA Newss) - Arab Saudi masih mengharapkan penyelesaian damai atas ketegangan internasional menyangkut program energi nuklir Iran dan meremehkan gagasan Iran akan menyerang kawasan Teluk jika perang meletus. Kawasan Arab Teluk menjadi pangkalan militer Amerika Serikat (AS) dalam jumlah besar yang bisa dikerahkan untuk menyerang Iran, yang dituduh Washington dan sekutunya, Israel, menggunakan program energi sipil sebagai selubung rencanannya untuk membuat senjata nuklir. "Kami telah mengungkapkan harapan kami bahwa krisis Iran diatas secara damai," kata Kantor Berita SPA, mengutip Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Saud al-Faisal, dalam pernyataan setelah pertemuan dengan para menteri Arab Teluk di Jeddah pada Kamis malam. Ketika ditanya mengenai peluang Iran menyerang negara-negara Teluk jika terjadi perang, menteri itu mengatakan, "Saya tidak mendengar isyarat semacam itu... namun itu tidak tepat." Arab Saudi dan negara-negara lain Teluk berbagi kekhawatiran dengan AS mengenai meningkatnya kekuatan Iran di dunia Arab. Meski sikap resmi mereka menentang setiap aksi militer, analis mengatakan bahwa Arab Saudi membantu militer AS dalam perang Irak pada 2003. Negara-negara Arab Teluk mengumumkan rencana mereka sendiri untuk membuat energi nuklir bagi kepentingan sipil, dalam apa yag dipandang sebagai sebuah peringatan bahwa mereka akan membuat senjata atom jika Iran memiliki bom semacam itu. Dewan Kerja Sama Teluk, yang mencakup Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, Oman dan Bahrain, memulai perundingan dengan Badan Tenaga Atom Internasional mengenai pengawasan internasional atas program yang sedang pada tahap sangat awal itu, demikian laporan Reuters. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007