Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah berharap sejumlah 17 hingga 25 perusahaan penerbangan Indonesia yang beroperasi aktif untuk melakukan merger secara alami demi meningkatkan standar safety dan pelayanan. "Merger memang sebaiknya alami bukan harus dipaksakan terutama oleh pemerintah," kata Direktur Angkutan Udara Departemen Perhubungan (Dephub), Tri S. Sunoko, di Jakarta, Sabtu. Tri mengatakan, idealnya persaingan bisnis dalam dunia penerbangan tanah air tidak saling menjatuhkan alias memasuki wilayah kompetisi bisnis tidak sehat. Namun, ia menilai karena Indonesia mengalami gejala terlalu banyak perusahaan penerbangan maka persaingan tersebut kemudian tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, dinilai perlu langkah untuk merger sejumlah perusahaan agar lebih memudahkan koordinasi terutama dalam meningkatkan pelayanan dan standar keselamatan penumpang. "Pokoknya secara alami saja dan yang saya dengar sekarang Garuda dan Merpati sedang `bertunangan`. Nantinya saya harap mereka bisa melangkah ke jenjang yang lebih tinggi," katanya. Sementara itu, pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, sebelumnya mengatakan, perusahaan penerbangan Indonesia harus segera dimerger menjadi tiga hingga lima perusahaan penerbangan utama jika standar keselamatan penumpang akan ditingkatkan. Dengan jumlah yang sedikit maka koordinasi akan lebih mudah, cepat dilakukan, dan masing-masing usaha bisa fokus untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang tanpa terus memikirkan secara berlebihan keuntungan dari sektor bisnis, serta efisiensi modal diharapkan tercapai. "Idealnya Indonesia hanya memiliki empat maskapai, yaitu maskapai penerbangan milik BUMN yang merupakan merger Garuda, Merpati, Grup Lion Air, Star Air, dan Mandala," katanya. Ia mencontohkan, China pernah memiliki lima perusahaan penerbangan tetapi pada perkembangannya kemudian banyak mengalami kecelakaan karena kurangnya perhatian pada standar keselamatan akibat terlalu sibuk berkompetisi bisnis. "Akhirnya dimerger menjadi hanya ada tiga `airlines` dan kini menjadi salah satu yang terbaik di dunia dengan kapasitas 250 juta penumpang per tahun," katanya. Selain itu, di Amerika Serikat (AS) hanya ada sedikit perusahaan penerbangan tapi kapasitasnya penumpang per tahun justru mencapai dua kali lipat penduduknya, yaitu sekitar 400 juta penumpang per tahun.(*)

Pewarta: bwahy
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007