Jakarta (ANTARA News) - Kondisi kesehatan Presiden ketiga RI BJ Habibie dikabarkan telah membaik, seturut informasi yang dilaporkan tim kepresidenan kepada Presiden Joko Widodo.

"Perawatan dengan obat-obatan diberikan secara intensif dan berkelanjutan dengan memantau keluhan sesak yang berangsung-angsur hilang," kata Ketua Dokter Kepresidenan RI Prof Dr H Azis Rani SpPD K-GEH dalam laporannya yang dirilis Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin di Jakarta, Sabtu.

Tim dokter juga melaporkan keadaan umum dan pernafasan saat ini sudah lebih membaik, tidak ada kegawatan, gangguan gizi dan gangguan lainnya dan BJ Habibie direncanakan masih melanjutkan perawatan dalam beberapa hari ke depan.

Presiden Joko Widodo sendiri berharap BJ Habibie dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala.

Melalui sambungan telepon pada 4 Maret 2018, ia menyempatkan berbincang sejenak sekaligus mendoakan kesembuhan Habibie.

"Kita semua di Indonesia, seluruh rakyat Indonesia, mendoakan Bapak. Semoga segera sehat kembali, bisa beraktivitas dan kembali ke Indonesia," ucapnya.

Baca juga: Yuddy Chrisnandi jenguk Habibie di Jerman

Baca juga: Artikel - Dokter pilihan Presiden untuk BJ Habibie

Baca juga: Kebocoran katup jantung yang dialami Habibie faktor usia

Baca juga: Istana anggap permintaan Habibie tak berlebihan


Habibie saat ini masih menjalani perawatan di Muenchen, Jerman. Presiden Ketiga RI ini dilaporkan mengalami sesak saat kunjungan pribadinya ke Jerman pada 27 Februari 2018. Kemudian ia dibawa ke salah satu rumah sakit di Muenchen untuk dilakukan pertolongan.

Sejak 4 Maret 2018, perawatan Habibie didampingi langsung oleh dokter kepresidenan. Presiden saat itu mengutus Prof dr Lukman Hakim Makmun, SpPD, KKV(K), salah satu dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari tim dokter kepresidenan untuk berangkat ke Jerman.

Setelah dilakukan beberapa tindakan di klinik Starnberg, Munich, Jerman, tim dokter mendiagnosis terdapat kelainan pada katup jantung dengan derajat ringan. Melalui komunikasi dan koordinasi erat dengan tim dokter di Munich, dapat disimpulkan kelainan katup jantung tersebut belum memerlukan tindakan yang invasif.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Gilang Galiartha
COPYRIGHT © ANTARA 2018