Bogor (ANTARA News) - Kepolisian Resor Bogor Kabupaten, Polda Jawa Barat masih melakukan penyelidikan kasus meninggalnya Hari Darmawan pendiri Matahari yang ditemukan tewas di pinggir Sungai Ciliwung, Sabtu.

"Penyelidikan belum selesai, yang sudah kita lakukan visum terhadap korban, termasuk olah tempat kejadian perkara, dan melakukan rekonstruksi. Setelah hasil pemeriksaan visum keluar baru kita gelar lagi, setelah itu baru diketahui kesimpulan apakah tindak pidana atau bukan," kata Kapolres Bogor Kabupaten AKBP Andy Moch Dicky.

Dicky mengatakan hal-hal yang telah dilakukan kepolisian, selain melakukan visum, olah tempat kejadian perkara, dan mengamankan lokasi kejadian, juga memintai keterangan sejumlah saksi-saksi.

"Saksi yang kita mintai keterangan baru supir almarhum, dan karyawan yang ada di TWM," katanya.

Untuk mengungkap apakah ada indikasi pidana seperti pembunuhan dan lainnya, menurut Dicky perlu penyidikan lebih lanjut. Karena saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan, dan menungguh hasil visum et raventum.

Baca juga: Bos Matahari ditemukan tewas di Sungai Ciliwung

Baca juga: Bisnis dermawan Hari Darmawan


Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan kepolisian, Hari Darmawan pada Jumat malam (9/3) bersama supirnya berada di vila miliknya di kawasan Taman Wisata Matahari (TWM).

Sebelum kejadian almarhum sedang makan-makan bersama dengan stafnya di daerah TWM. Saat itu beberapa kali Hari meminta diambilkan sesuatu kepada supirnya, awalnya meminta diambilkan koran, lalu yang terakhir meminta diambilkan air minum.

"Menurut keterangan supirnya, setelah beliau (Hari-red) kembali mengambil air minum di mobil, beliau sudah tidak ada lagi," katanya.

Pencarianpun dilakukan pada malam itu oleh supir dan staf lainnya. Tetapi karna air sangat deras, dan terdapat pertemuan arus dua sungai kecil di lokasi, membuat pencarian dilanjutkan esok paginya (Sabtu-red).

Pada pencarian pagi hari sekitar pukul 06.30 WIB jasad korban ditemukan pertama kali oleh Dani Sudiana dalam kondisi sudah meninggal dunia dalam posisi tengkurap.

Dicky menyebutkan hasil visum belum keluar, sehingga belum diketahui penyebab pasti meninggalnya. Tetapi saat ini penyebab meninggalnya adalah akibat benturan benda keras, di tubuh almarhum banyak luka, memar yang bersangkutan jatuh ke sungai yang ada batu-batuannya.

"Dengan arus yang begitu deras menyebabkan luka memar disekujur tubuh dan kepalanya. Kebanyakan luka memar, goresan, di bagian mata dan kepala. Jadi karena terantuk-antuk di batu, arus sungai cukup deras, sungai juga terkikis karena tanah," kata Dicky.

Baca juga: Hari Darmawan di mata karyawan: rendah hati dan teladan

Baca juga: Jenazah pendiri Matahari divisum di RSUD Ciawi


Dicky menambahkan pihaknya masih merekonstruksi kejadian, terkait saksi yang ada saat kejadian hanya supir korban. Tetapi pada waktu kejadian korban terjatuh ke sungai, supir sedang mengambil air di mobil.

Supir mengetahui korban terjatuh karena saat kejadian ikut mencari, dan jenazah korban ditemukan di sungai berjarak 100 meter dari lokasi vila tempat korban terjatuh.

"Keterangan baru dari supirnya, masih terus periksa dan rekonstruksi juga, tahapan penyelidian itu menentukan sebuah perkara itu apakah tindak pidana atau bukan," kata Dicky.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Gilang Galiartha
COPYRIGHT © ANTARA 2018