Jakarta (ANTARA News) - BPJS Ketenagakerjaan meluncurkan fasilitas pendaftaran mandiri yang dapat diakses melalui aplikasi BPJSTKU bagi TKI atau kini dikenal dengan pekerja migran Indonesia (PMI) di negara penempatan.

Siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu, menyebutkan aplikasi itu diperkenalkan pada Minggu siang (11/3) di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura, sebagai bagian dari peluncuran layanan untuk PMI, yaitu Kartu Pekerja Indonesia untuk Pelaut, Aplikasi "Job Order Online" dan pengintegrasian sistem teknologi informasi BPJS Ketenagakerjaan ke dalam sistem Teknologi Informasi (TI) pekerja migran di KBRI Singapura.

Acara ini dihadiri oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Menteri BUMN, Rini Mariani Soemarno, Duta Besar RI untuk Singapura, H.E. Ngurah Swajaya, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto dan Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni.

"Layanan pendaftaran mandiri BPJS Ketenagakerjaan selain dapat diakses melalui aplikasi BPJSTKU di Android, dapat juga diakses melalui website www.bpjsketenagakerjaan.go.id dan aplikasi Smart Embassy dari KBRI Singapura," kata Agus.

Seluruh proses pendaftaran hingga pembayaran iuran, dilakukan secara digital, tanpa dokumen fisik (paperless). Para PMI dapat mengakses layanan ini di manapun tanpa batasan wilayah (borderless), dan kapan pun untuk mendapatkan perlindungan.

Pada aplikasi itu juga terdapat fitur "live chat" untuk membantu para PMI yang memiliki pertanyaan. "Walaupun kami belum memiliki perwakilan di negara penempatan, kami hadir secara digital mendampingi dan melindungi PMI selama 24 jam non stop," ujar Agus

Dia menambahkan, Singapura dipilih sebagai negara pertama untuk memperkenalkan fasilitas ini karena memiliki Smart Embassy, yaitu sistem TI dan database pekerja migran yang komprehensif yang dikelola langsung oleh KBRI Singapura. Smart Embassy ini telah diintegrasikan dengan sistem BPJS Ketenagakerjaan sebagai basis utama pengelolaan database PMI di Singapura.

Fasilitas layanan mandiri ini merupakan bagian dari transformasi sistem TI berbasis digital yang sedang dilaksanakan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Tujuan dari transformasi ini adalah untuk menjawab ekspektasi masyarakat akan layanan yang mudah cepat dan ringkas, hingga tuntutan zaman era disrupsi menuju digital office sepenuhnya.

Agus juga menjelaskan bahwa keunggulan digitalisasi dari sistem IT yang baru adalah aplikasi PERISAI untuk operasional keagenan, dimana "end to end process" ditangani secara digital sehingga bersifat "paperless, borderless and cashless".

Kini diperkenalkan digitalisasi berikutnya berupa fasilitas pendaftaran secara mandiri bagi pekerja migran Indonesia (PMI) di manapun mereka berada. Ke depan, seluruh lini kegiatan operasional secara bertahap juga akan didigitalisasi.

"Untuk itu, sejak pertengahan Februari 2018 kami melakukan migrasi sistem IT yang baru ini dari sistem lama, tentunya kami mohon maaf jika dalam proses transformasi tersebut menimbulkan ketidaknyamanan kepada para peserta," ungkap Agus.

Pewarta: Erafzon Saptiyulda
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2018