Brussel (ANTARA News) - Uni Eropa mengatakan percobaan pembunuhan terhadap seorang mantan mata-mata Rusia di Inggris "sangat mengejutkan" dan EU siap mendukung Inggris yang belum lama ini mengultimatum Rusia, jika diminta.

Badan eksekutif Uni Eropa meminta pemimpin negara kelompok itu memanfaatkan pertemuan puncak mereka minggu depan untuk menunjukkan kesetiakawanan kepada Perdana Menteri Inggris Theresa May dan meyakinkan akan menggalang upaya bersama untuk menghukum pihak yang harus bertanggung jawab.

Inggris memberi tenggat hingga Selasa tengah malam kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjelaskan bagaimana racun saraf, yang dikembangkan Uni Soviet, bisa sampai digunakan untuk merobohkan seorang mantan agen ganda Rusia, yang memasok informasi rahasia kepada intelijen Inggris.

Juru bicara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan dalam tanggapan melalui surat elektronik bahwa penggunaan bahan kimia kelas militer dalam upaya pembunuhan di wilayah Kerajaan Inggris, yang mengancam warga negara itu, adalah kejadian "mengejutkan".

"Kami berdiri bersama Kerajaan Inggris dalam upaya mengadili kasus ini dan siap memberikan dukungan jika diperlukan," kata dia.

Baca juga: Inggris ultimatum Rusia jelaskan gas saraf peracun mata-mata

Secara terpisah, wakil kepala Komisi Eropa mengatakan kepada Parlemen Eropa bahwa Uni Eropa memiliki tugas berdiri berdampingan dengan Inggris dan meminta 27 pemimpin negara Uni Eropa lainnya untuk menjelaskan posisi itu ketika mereka bertemu dengan PM May pada pertemuan puncak berkala Uni Eropa di Brussel pekan depan.

Pertemuan puncak itu antara lain akan membahas pemisahan Inggris dari Uni Eropa yang akan segera terjadi.

"Jika gas syaraf telah secara aktif digunakan terhadap warga sipil di salah satu negara anggota kita, saya yakin Dewan Eropa harus tegas menyatakan solidaritas penuh dengan rakyat dan pemerintah Inggris dalam menangani kasus ini," kata Frans Timmermans yang waktu menjadi menteri luar negeri Belanda pernah menuduh Rusia menjatuhkan sebuah pesawat yang terbang dari Amsterdam di atas Ukraina pada 2014.

Wakil presiden pertama Komisi Eropa itu juga mengatakan Uni Eropa harus bekerja sama untuk memberikan hukuman terhadap pelakunya berdasarkan atas Konvensi Senjata Kimia yang diawasi lembaga yang berpusat di Denhaag, OPCW.

(T008/B002)

Pewarta: SYSTEM
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2018