Jakarta (ANTARA News) - Penulis Dewi Lestari  tantangan baru saat menulis novel ke-12: "Aroma Karsa" yang mengangkat tema aroma serta penciuman. Salah satunya adalah mencari kosa kata baru dalam bahasa Indonesia untuk menggambarkan penciuman yang tentunya sering disebut di buku tersebut.

"Saya harus mampu menggali berbagai pengungkapan untuk satu tindakan yang sama, kalau terus sama akan membosankan," kata penulis yang akrab disapa Dee itu di media gathering "Aroma Karsa" di Jakarta, Rabu.

Novel ini "memaksa" Dee untuk memperdalam teknik penuturan juga membuat drama rumit jadi "mengalir" saat dibaca. Ilmu-ilmu baru mengenai parfum, anggrek sampai bahasa Jawa Kuno juga dilahap selama proses riset.

Ide untuk "Aroma Karsa" sudah hinggap di benaknya sejak menyelesaikan "Supernova 5: Gelombang" pada 2015, namun baru digarap setelah "Supernova 6: Intelegensi Embun Pagi" selesai ditulis. 

Baca juga: "Aroma Karsa", suguhan baru dari Dewi Lestari

Menurut Dee, deksripsi menggunakan indra penciuman belum banyak digunakan dalam karya fiksi ketimbang indra visual yang lebih mudah digambarkan dalam kata-kata. Itulah yang membuat dia merasa tertantang untuk mengulik lebih dalam mengenainya di "Aroma Karsa". Novel ke-12 ini ditulis selama sembilan bulan sejak Januari 2017.

Sebelum terbit dalam edisi cetak pada 16 Maret 2018 mendatang, "Aroma Karsa" diterbitkan dalam format cerita bersambung yang hanya bisa dibaca lewat platform digital. Cerita bersambung ini terbit dua kali dalam sepekan sejak Januari 2018 dan bagian terakhirnya tamat sehari sebelum versi cetak mulai dijual.

Format digital ini diharapkan bisa mengingatkan pembaca pada sensasi penasaran dan rasa tidak sabar saat membaca cerita bersambung di majalah atau surat kabar. Jumlah pembaca "Aroma Karsa" versi digital yang terbit di Bookslife mencapai 2000 orang. Pembaca versi digital ini diwadahi komunitas "Aroma Karsa Digital Tribe", di mana Dee juga bergabung dan berinteraksi dengan pembacanya.

"Saya bisa diskusi dengan pembaca," kata Dee.

Baca juga: Dewi Lestari ke Bantar Gebang sampai Singapura untuk "Aroma Karsa"

Antusiasme pencinta karya-karya Dee terlihat pada jumlah pre-order yang mencapai 10.000 eksemplar. Buku-buku itu dibubuhi tanda tangan Dee yang menghabiskan 20 jam dan 15 pulpen untuk menyelesaikan semuanya.

Dee telah menulis buku-buku laris seperti serial "Supernova" (enam novel), "Perahu Kertas" (2004), "Filosofi Kopi" (2006), "Rectoverso" (2008), "Madre" (2011), dan "Kepingan Supernova" (2017), sebagian di antaranya telah diadaptasi ke layar lebar.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018