Orang yang diungsikan secara sukarela diterbangkan dengan menggunakan pesawat sewaan pada Selasa.
Pengungsian sukarela tersebut dilakukan setelah 127 warga negara Ghana ditahan sebagai migran gelap di Libya dan yang diangkut ke Accra pada November tahun lalu, yang juga difasilitasi oleh IOM.
Sebagai reaksi terhadap laporan yang mengerikan mengenai penyelundupan manusia dan perlakuan buruk yang dialami migran Ghana, pemerintah membentuk satu delegasi pencari fakta yang terdiri atas lima orang dan mengunjungi Libya pada Februari guna menilai kondisi mereka.
Di antara mereka yang diidentifikasi oleh tim pencari fakta tersebut adalah warga negara Ghana yang ditahan di pusat penahanan karena berbagai pelanggaran, termasuk memasuki Libya secara gelap dan memiliki dokumen palsu, sebagaimana dikutip dari Xinhua di Jakarta, Kamis.
Orang yang dipulangkan itu, setiba mereka di Ibu Kota Ghana, Accra, diberi dukungan uang kontan untuk memenuhi kebutuhan mendesak mereka, termasuk angkutan, makanan dan air, berdasarkan gagasan IOM-Uni Eropa bagi perlindungan migran dan penyatuan kembali secara mulus orang yang kembali ke Ghana.
"Sementara itu, pemerintah meluncurkan gagasan dengan tujuan memulangkan sisa warga negara Ghana yang ditahan dan telah menyampaikan keinginan untuk pulang secara sukarela," kata siaran pers tersebut.
Baca juga: Rakyat Libya rindukan perdamaian
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2018