Jakarta (ANTARA News) - Indonesia optimistis bisa jadi pemain kunci di Asia Tenggara dalam revolusi industri 4.0 karena memiliki keunggulan dibandingkan negara-negara tetangga lain.

"Kuncinya, pasar dalam negeri kuat dan banyak talenta yang kita punya," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam sambutan  Sosialisasi Peta Jalan (Roadmap) Implementasi Industry 4.0 di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa.

Airlangga mengatakan Indonesia memiliki banyak universitas yang jadi sumber daya manusia berbakat potensial ketimbang negara-negara tetangga.

Indonesia baru berpartisipasi dalam revolusi industri ketiga, kata Airlangga, namun hanya sebagai pengikut. Momen ini diharapkan jadi kesempatan bagi Indonesia untuk menduduki posisi penting.

"Sekarang punya kesempatan di revolusi industri keempat yang dimulai pada 2011. Berbagai negara masih sama-sama belajar karena masih tahap awal," ujar dia.

Baca juga: Presiden ingin masyarakat manfaatkan revolusi industri 4.0

Revolusi industri generasi keempat ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi dan semakin konvergensi batas antara mesin, manusia dan sumber daya lainnya lewat teknologi informasi dan komunikasi. Revolusi ini dipercaya bakal membawa peluang untuk meningkatkan efisiensi yang berujung pada meningkatnya daya saing di pasar global.

Kementerian Perindustrian RI menyelenggarakan Breakfast Meeting bersama pelaku usaha dari lima sektor industri yang menjadi dianggap paling siap menerapkan revolusi industri 4.0. Sektor-sektor itu meliputi makanan & minuman, tekstil, otomotif, elektronika dan kimia. Lima sektor unggulan itu diharapkan bisa membantu mendorong perekonomian Indonesia dalam 10 tahun ke depan.

Ada lima teknologi utama yang jadi pembangun sistem revolusi industri 4.0, di antaranya internet of things, artificial intelligence, human machine interface, teknologi robotik dan sensor serta teknologi 3-D printing.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2018