Denpasar (ANTARA News) - Polda Bali menyatakan bahwa sejauh ini petugas yang diterjunkan ke lapangan belum menditeksi tentang akan munculnya kembali serangan teror bom di Pulau Dewata. "Kita belum mencium bahwa Bali akan kembali diserang bom dalam waktu dekat ini," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol AS Reniban di Denpasar, Senin. Kombes Reniban menyatakan hal itu menyikapi dikeluarkannya travel advisory (TA) oleh pemerintah Australia yang mensinyalir bahwa bom akan meledak lagi dalam waktu dekat ini di Pulau Dewata, setelah sebelumnya sempat meletus pada 2002 dan 2005. Menurut kementerian luar negeri Australia, serangan bom yang dilakukan kelompok teroris itu juga tidak hanya akan "menggempur" Bali tetapi juga Jakarta. Atas dugaan seperti itulah, pemerintah negeri Kanguru kemudian mengeluarkan "TA" bagi warganya yang akan datang berkunjung ke Indonesia, khususnya Jakarta dan Bali. Mengenai dugaan seperti itu, Kabid Humas mengatakan, bisa saja itu terjadi, namun khusus untuk wilayah Bali belum ada gelagat akan kembali munculnya aksi bom. "Baik dari kalangan intelejen yang kita sebar maupun berdasarkan informasi yang berhasil diserap dari berbagai kalangan di masyarakat, belum ada petunjuk kalau serangan bom akan muncul kembali di Bali," ucapnya. Namun demikian, lanjut dia, pihaknya sama sekali tidak mengurangi atau mengendurkan upaya deteksi dini di lapangan. "Intelejen tetap kita sebar ke berbagai pelosok desa, dengan harapan dapat menyerap informasi tentang berbagai kemungkinan yang dapat muncul di masyarakat," kata Reniban. Kepada masyarakat luas, ia mengimbau untuk tetap tenang dan tidak resah, namun tidak mengurangi kewaspadaan terhadap munculnya gejala yang tidak mengenakkan di masyarakat. Dikatakan, bila sewaktu-waktu masyarakat menemukan gejala yang mencurigakan, hendaknya segera dapat melaporkannya ke pihak kepolisian terdekat. Dengan demikian, gelagat yang mencurigakan tersebut senantiasa secepatnya dapat diambil langkah-langkah yang diperlukan oleh aparat kepolisian setempat, ucapnya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007