Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai wajar penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) karena searah dengan pergerakan bursa saham eksternal.

"Penurunan saham tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di bursa saham luar negeri, jadi tidak perlu khawatir," kata Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, industri pasar modal Indonesia masih positif sejalan dengan fundamental ekonomi nasional yang kondusif. Dengan demikian, potensi IHSG berbalik arah cukup terbuka ke depannya.

"Pergerakan IHSG jangka pendek memang bergerak fluktuatif, namun kalau secara jangka panjang fluktusi itu akan terlihat meningkat," kata Hamdi.

Dia berharap masyarakat Indonesia mengambil momentum ini untuk melakukan investasi pada aset saham karena menawarkan imbal hasil yang bagus ke depannya.

Hamdi menambahkan, BEI memiliki panduan peraturan perdagangan yang tercantum dalam surat keputusan Direksi BEI Nomor Kep-00366/BEI/05-2012 mengenai Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia Dalam Kondisi Darurat.

Menurut keputusan itu, dalam hal terjadi kondisi darurat seperti kepanikan pasar yang mengakibatkan IHSG mengalami penurunan yang sangat tajam hingga lebih 10 persen maka Bursa dapat melakukan penghentian pelaksanaan perdagangan efek dengan pembekuan sementara perdagangan selama 30 menit.

Penghentian sementara saham dapat dilanjutkan dengan penangguhan perdagangan bila Bursa memutuskan pelaksanaan perdagangan tidak mungkin untuk dilanjutkan pada Hari Bursa yang sama.

Berdasarkan data BEI, IHSG sesi I hari ini merosot 107,88 poin (1,73 persen) menjadi ke posisi 6.146,19 poin.
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2018