Bandung (ANTARA News) - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, mengatakan bahwa letusan Gunung Gamkonora di Kabupaten Halmahera Barat tidak akan membentuk luncuran awan panas. "Material letusan Gunung Gamkonora sebagian besar adalah abu dan batuan, letusan itu tidak akan menimbulkan luncuran awan panas," kata Surono ketika dihubungi ANTARA News di Bandung, Selasa. Ia menyebutkan, tipe letusan Gunung Gamkonora bukan gunung yang berpotensi memunculkan awan panas seperti halnya yang terjadi di Gunung Merapi. Menurut sejarah letusanya, gunung itu hanya merupakan semburan abu. Terakhir kali Gunung Gamkonora meletus pada tahun 1997 namun letusannya kecil. Meski tidak ada luncuran awan panas, namun masyarakat di sekitar bahaya II dan III dengan radius tujuh kilometer tetap harus mengungsi karena kawasan itu potensial terjadi hujan abu yang cukup pekat. Sejak status siaga (level III), pihaknya sudah merekomendasikan pengungsian dan pembagian masker karena hujan abu cukup pekat. "Masyarakat jangan panik, tidak ada luncuran awan panas di sana. Jangan panik dan ikuti petunjuk dari petugas PVMBG dan Satkolak setempat, dan jangan terpancing isu-isu yang tidak jelas," katanya. Ia menyebutkan, laporan terakhir yang diterima oleh PVMBG, jumlah pengungsi di Kecamatan Ibu Selatan yang berasal dari 11 kampung di sekitar Gunung Gamkonora itu mencapai 8.000 pengungsi yang ditampung di rumah penduduk dan tenda-tenda darurat. Sementara itu, hingga Selasa pukul 17.00 WIB, PVMBG masih menetapkan status gunung itu `awas` (level IV). Surono menyebutkan, pada pagi hari terjadi dua kali letusan besar dengan ketinggian sekitar 2.000 meter. "Status Gamkonora masih awas, pengamatan masih terus dilakukan non stop 24 jam dari Posko Pemangamatan Gunung Api (PGA) Gamkonora," kata Surono. Gunung Gamkonora meletus pada Senin siang sekitar pukul 16.300 WIT yang ditandai letusan material abu setinggi 4.000 meter. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007