Ternate (ANTARA News) - Aktivitas gunung Gamkonora di Kecamatan Ibu Selatan, Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara (Malut), terus menunjukkan peningkatan dan hari ini (hingga Pkl 12:00 WIT) gunung tersebut sudah tujuh kali mengeluarkan letusan. "Sesuai laporan yang kami terima dari tim Satkorlak di lapangan, aktivitas gunung Gamkonora terus menunjukkan peningkatan. Hingga siang hari ini gunung tersebut sudah mengeluarkan tujuh kali letusan," kata Kabag Infokom Pemkab Halbar Drs Kalbi Rasyid ketika dihubungi melalui telepon dari Ternate, Selasa. Gunung Gamkonora yang terletak 90 km dari Jailolo, ibukota Kabupaten Halbar, itu, telah menunjukkan aktivitasnya sejak 1 Juli 2007, namun baru mengeluarkan letusan berupa asap dan abu dengan volume besar pada Senin siang kemarin. Menurut Kalbi, warga yang tinggal pada sepuluh desa di kaki gunung api tersebut telah mengungsi ke tempat aman. Data sementara yang masuk ke Pemkab Halbar menyebutkan, jumlah warga dari kesepuluh desa tersebut yang telah mengungsi sebanyak 4.000-an jiwa. Jumlah tersebut kemungkinan masih bertambah, karena saat mengungsi tidak serempak. Ada yang mengungsi di bawah koordinasi pemerintah kecamatan setempat, ada pula yang mengungsi sendiri-sendiri, karena tidak sabar menunggu angkutan yang disiapkan pemerintah kecamatan, katanya. "Untuk memudahkan pendataan jumlah pengungsi, termasuk dalam penyaluran bantuan, tim Sarkorlak Pemkab Halbar mengumnpulkan para pengungsi tersebut pada empat lokasi, yakni dua lokasi di bagian Selatan dan dua lokasi di bagian Utara gunung tersebut," kata Kalbi. Pemkab Halbar telah menyalurkan bantuan berupa bahan makanan, tenda dan air mineral kepada para pengungsi tersebut. Tim Satkorlak Pemkab Halbar yang dipimpin Wakil Bupati Halbar Ir Penta Nubela Huara juga telah turun ke lokasi untuk melihat para pengungsi. Kalbi menambahkan, sejauh ini Pemkab Halbar belum mendapat laporan mengenai adanya warga yang cedera akibat meletusnya gunung tersebut, begitu pula fasilitas umum dan rumah serta tanaman warga yang rusak, belum diketahui. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007