Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta memprakirakan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di lima kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta hingga akhir Maret.

Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Djoko Budiono di Yogyakarta, Kamis, mengatakan potensi hujan sedang hingga lebat dipicu adanya kenaikan suhu permukaan laut di selatan Jawa sebesar 1-1,5 derajat celcius.

"Kondisi ini menyebabkan ada pasokan uap air di atmosfer yg berdampak pada pembentukan awan-awan hujan," kata dia.

Selain itu, berdasarkan pengamatan Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta kelembaban udara di Yogyakarta tercatat sebesar 65-93 persen dalam tiga hari ini. Hal ini menunjukkan atmosfer dalam keadaan lembab. "Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya hujan dalam beberapa hari ini," kata Djoko.

Secara umum, kata Djoko, hujan di dasarian ketiga pada akhir Maret di Yogyakarta masih berkisar 75-150 mm per dasarian dengan kategori menengah. Oleh sebab itu hujan pada akhir Maret masih berpeluang muncul khususnya menjelang pagi hari.

Menghadapi cuaca di masa pancaroba atau peralihan musim dari hujan ke kemarau, Djoko mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan sebab cuaca mudah berubah secara signifikan, di mana suhu udara maksimum pada siang hari bisa mencapai 31-32 derajat celsius dan pada malam hari bisa mencapai 22-23 derajat celcius.

"Masyarakat juga perlu mewaspadai kemungkinan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, hingga pohon tumbang," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018