Jakarta (ANTARA News) - Kejahatan terhadap penggunaan kartu kredit kini mencapai titik terendah, namun para pengguna serta penerbit kartu kredit harus tetap memiliki sikap hati-hati disertai kemampuan memanfaatkan teknologi yang makin canggih untuk ikut mengurangi kemungkinan kejahatan di bidang ini. "Di saat tingkat penipuan di Asia berada pada posisi terendah, maka sangatlah penting bagi para pelaku industri kartu kredit untuk terus berkonsentrasi dalam melindungi data para pemegang kartu," kata Direktur Utama yang juga merangkap CEO Visa International Asia dan Pasifik, Rupert Keeley dalam siaran persnya yang diterima ANTARA News di Jakarta, Rabu. Rupert Keeley mengatakan para pelaku industri kartu kredit tetap harus berhati-hati dalam menjalankan bisnis ini karena para pelaku kejahatan tetap menaruh perhatian besar untuk melakukan tindak kejahatan mereka. Untuk menghindari penyalahgunaan kartu kredit maka Visa telah memanfaatkan teknologi canggih chip EMV yang lebih dikenal dengan istilah "smart cards" untuk menghindari kemungkinan penyalahgunaan kartu kredit ini. Sementara itu, General Manajer Manajemen Risiko Kawasan Asia Pasifik Peter Maher mengatakan bahwa penggunaan chip EMV oleh Visa berhasil mengurangi tingkat pemalsuan kartu kredit mereka. "Penggunaan chip EMV telah membawa keberhasilan, namun pelaku industri kartu kredit harus tetap waspada terhadap cara-cara baru yang akan digunakan para pelaku kejahatan," kata Peter Maher. Karena itulah, Visa akan terus menggunakan standar keamanan data yang secara teknis disebut "The Payment Card Industry Data Security Standards" atau PCIDSS untuk menjaga kerahasiaan data, terutama yang menyangkut transaksi dan rekening semua pemegang kartu kredit Visa.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007