Jakarta (ANTARA News) - Badan Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (Federal Aviation Administration/FAA) menyatakan optimistis bahwa standar keselamatan maskapai penerbangan Indonesia akan terus meningkat, menyusul adanya kesungguhan dan komitmen operator, serta Pemerintah Indonesia membenahinya. "Kami sangat menghargai keterbukaan dan sikap kooperatif Adam Air, selama kami melakukan observasi di sini. Kami juga optimistis standar keamanan maskapai Indonesia akan terus meningkat," kata Manager FAA untuk wilayah Asia-Pasifik, Michael E. Daniel, seusai melakukan observasi di Adam Air Jakarta, Rabu. Tim FAA memang memilih Adam Air dari sekian maskapai yang ditawarkan pemerintah Indonesia untuk diobservasi, khususnya terkait dengan keamanan operasional dan manajemennya. "Kami bukan melakukan audit, melainkan lebih sebagai observasi dan berdialog dengan Adam Air," kata Daniel. Menurut Daniel, sasaran observasi dan dialog dengan manajemen AdamAir antara lain implementasi regulasi penerbangan, operasional, pemeliharaan pesawat dan sumberdaya manusia. Daniel juga menegaskan, misi pengamatan yang dilakukan oleh FAA tidak hanya sebatas pada operator, melainkan juga pada sisi regulator atau pemerintah, termasuk juga kondisi bandara dan infrastruktur penerbangan. Sementara itu, Presiden Direktur Adam Air, Adam Adhitya Suherman, mengatakan bahwa pihaknya merasa bangga dan beruntung dengan terpilihnya AdamAir oleh FAA untuk dilakukan observasi. "Dengan demikian, FAA sebagai lembaga yang paling berpengaruh dalam penerbangan bisa melihat langsung upaya-upaya pembenahan yang sedang kami lakukan," ujar Adam. Ke masa depan, dia berharap, komunikasi antara industri penerbangan di tanah air dengan FAA bisa terjalin lebih sering lagi untuk mendorong terciptanya budaya keselamatan dan keamanan penerbangan yang lebih kuat. Menurut Direktur Sertifikasi Kelaikan Udara Departemen Perhubungan, Yurlis Hasibuan setelah FAA melakukan audit dan observasi, maka selanjutnya mereka akan menghasilkan rekomendasi terkait dengan rencana bantuan teknis oleh lembaga itu pada 2007. Mereka adalah satu tim yang terdiri dari divisi legal, operasional penerbangan dan team leader yang didukung oleh CASA (Civil Aviation Service Agencies/CASA) Australia sebagai peninjau dan FAA Asia Pasifik sebagai pendukung utama. Yurlis mengatakan, kepada mereka sebelumnya ditawarkan untuk melakukan sampel audit dan observasi terhadap lima maskapai besar di Indonesia yakni Lion Air, Garuda, Adam Air, Batavia dan Mandala. "Tetapi, mereka memutuskan untuk melakukan sampel audit dan observasi kepada AdamAir. Alasannya mengapa, saya tidak tahu," kata Yurlis sambil menambahkan bahwa tim FAA tersebut akan menyelesaikan misinya sekitar satu bulan. Menurut Daniel, hasil observasi terhadap pihak terkait tersebut akan dilakukan dengan tenggat waktu secukupnya dan kemudian akan dibuatkan rekomendasi dan laporan kepada FAA pusat di Amerika Serikat. "Untuk kemudian, ini menjadi model bantuan teknis yang akan diberikan kepada Indonesia agar industri ini bisa menjadi kelompok kategori I kembali," kata Daniel. FAA pada Maret 2007, telah mengeluarkan penilaian terhadap maskapai penerbangan Indonesia masuk kategori II, menyusul sejumlah kecelakaan pesawat di tanah air sejak awal tahun ini. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007