Jakarta (ANTARA News) - Korea Selatan (Korsel) dan Arab Saudi bermain imbang 1-1 pada pertandingan Grup D Piala Asia 2007 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu malam, namun kedua tim merasa puas dengan satu angka yang mereka raih. "Ini hasil yang terbaik untuk kedua tim. Saya juga puas dengan performa para pemain saya meskipun, tentu saja, saya lebih suka jika menang," kata pelatih Korsel Peter "Pim" Verbeek usai pertandingan. Pada 25 menit awal pertandingan, Arab Saudi lebih banyak menguasai bola, namun setelah itu, melalui permainan impresif gelandang Choi Sung-kuk, Korsel perlahan mengurung pertahanan lawan. "Saya akui para pemain memang gugup pada 25 menit awal tetapi kemudian kami bisa lebih menyerang dan menguasai permainan. Pada babak kedua para pemain tampil luar biasa," jelas Pim. Korsel unggul lebih dulu pada menit ke-66 ketika Choi melompat menyambut umpan silang Kim Chi-woo dengan kepalanya dan menyundul bola menembus gawang Yasser Al Mosailem. Akan tetapi 10 menit kemudian wasit Mark Shield dari Australia memberi penalti kepada Arab Saudi setelah bek Korsel Kim Chi-woo menjatuhkan striker Malek Al Hawsawi di kotak terlarang. Kapten Arab Saudi Yasser Al Qahtani dengan tenang melaksanakan tugasnya menjadi algojo penalti untuk menyamakan kedudukan. Pim menyebut penalti tersebut sebagai "moment yang tidak menguntungkan" namun ia tidak mau mengomentari keputusan wasit tersebut. "Saya berdiri jauh dari tempat insiden itu terjadi sehingga tidak bisa melihat dengan jelas. Saya tidak berhak menilai wasit," jelasnya. Sementara itu pelatih Arab Saudi Helios dos Anjos juga menyatakan satu angka yang diperoleh mereka sudah cukup memuaskan. "Tim Arab Saudi ini masih dalam masa transisi sehingga hasil ini cukup adil," kata dos Anjos. "Banyak pemain kami yang kurang pengalaman sehingga pertandingan melawan tim kuat seperti Korea ini jelas menjadi pengalaman berharga bagi mereka," jelas pelatih asal Brazil itu. Lebih lanjut ia menjelaskan para pemainnya lebih banyak menunggu di lini pertahanan dan melakukan serangan balik untuk mengantisipasi kecepatan para pemain Koresel. "Bek kami tidak bisa ikut membantu menyerang karena pemain nomor 7 (Choi) dan 19 (Yeom Ki-hun) sangat hebat dan cepat," ujarnya. Pada pertandingan tersebut sempat terjadi insiden yang memalukan Indonesia sebagai tuan rumah, apalagi Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Mohamed bin Hammam, menyaksikan langsung pertandingan di Stadion Utama. Saat waktu pertandingan tersisa enam menit, tiba-tiba listrik padam dan pertandingan sempat terhenti selama sekitar 26 menit. Untunglah pertandingan bisa dilanjutkan kembali meski penerangan stadion tidak sempurna. Asisten Sekretaris Jenderal AFC Clare Kenny Tipton menyampaikan permohonan maaf dari pihak penyelenggara dan menyatakan padamnya listrik tersebut tidak hanya terjadi di Stadion Utama tetapi juga di beberapa daerah di Jakarta. "Kami memang memiliki generator listrik akan tetapi butuh waktu untuk menghidupkannya sehingga pertandingan tertunda cukup lama," jelasnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007