Ambon ANTARA News) - Sebagian penumpang KM Wahai Star, yang tenggelam dalam pelayaran dari Leksula, Kecamatan Buru Selatan, Kabupaten Buru, menuju Ambon, Maluku, sejak Rabu dinihari (11/7) sekitar pukul 02:00 WIT, dilaporkan masih terapung-apung di tengah laut. Kadis Perhubungan Maluku, Benny Gaspersz, ketika dikonfirmasi ANTARA, di Ambon, Kamis siang, mengemukakan penemuan sebagian besar penumpang KM Wahai Star yang terapung itu dilaporkan oleh nakhoda kapal tanker MT Minas milik PT Pertamina yang mengevakuasi 29 penumpang ke Ambon. Kapal tanker MT Minas kesulitan mendekati penumpang yang bertahan di tengah laut karena terjangan gelombang tinggi sekitar 3 - 4 meter. "Kami tidak sampai hati melihat penumpang diterjang gelombang tinggi, sehingga berusaha mendekati mereka, tetapi tidak berhasil mengevakuasi semua korban. Kapal hanya berputar-putar di sekitar perairan Pulau Manipa hingga Kamis dinihari (12/7) baru berlayar ke Ambon," tutur Gaspersz mengutip penjelasan nakhoda kapal tanker MT Minas. Sedikitnya 29 penumpang yang dievakuasi ke Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, dan dipantau Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, itu tercatat dua orang meninggal dunia. Data mengenai jumlah penumpang yang diangkut KM Wahai Star tidak jelas karena menurut Kepala Kamar Mesin (KKM) KM Wahai Star, Z. Nikijuluw, hanya tercatat 60 orang, sedangkan laporan keluarga penumpang ke posko di Adpel Ambon sebanyak 102 orang. Di Pelabuhan Leksula tercatat 37 orang, Namrole 16 orang, sedangkan dari Wamsisi, Labuang, Wailikut dan Waitawa tidak terdaftar. Gaspersz mengisyaratkan dua ABK KM Wahai Star dengan menggunakan sampan telah mendarat di Pulau Buano dengan selamat, sedangkan empat lainnya yang memanfaatkan sarana serupa belum diketahui keberdaaan maupun nasib mereka. "Kami intensif melakukan pencarian, kendati gelombang tinggi masih menghambat," tambahnya. Gelombang tinggi mengakibatkan satu kapal Lantamal IX Ambon terpaksa kembali, sedangkan kapal dari Ditpolairud Polda Maluku, Distrik Navigasi, dua LCT milik swasta dan armada milik masyarakat di Pulau Manipa, Kelang, Buano dan sekitarnya turut membantu. "Saya pun telah mengarahkan kapal-kapal yang berlayar di sekitar Pulau Buru, Manipa, Kelang dan Buano agar turut memantau dan sekiranya menemukan penumpang KM Wahai Star, baik dalam kondisi hidup maupun meninggal, hendaknya memberikan pertolongan," demikian Benny Gaspersz. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2007