Penajam (ANTARA News) - Penanganan kebocoran pipa penyalur minyak di kawasan RT 04 Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, sudah rampung ditangani, namun Pemerintah Kabuaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, meminta PT Pertamina (Persero) mengecek ulang untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran pipa di titik lainnya.

Sekretaris Kabupaten Penajam Paser Utara Tohar, saat ditemui Antara di Penajam, Minggu, meminta Pertamina melakukan pengecekan ulang tehadap penanganan kebocoran pipa penyalur minyak mentah mengantisipasi adanya kebocoran di titik yang lain.

Penanganan kebocoran pipa penyalur minyak mentah milik Pertamina yang terjadi pada Kamis (5/4) sudah selasai dilakukan, proses penutupan kebocoran pipa penyalur minyak mentah tersebut rampung pada Sabtu (7/4) sekitar pukul 19.00 Wita.

Dan galian bekas mencari kebocoran pipa penyalur minyak mentah di kawasan RT 04 Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam itu baru dilakukan pada Minggu (8/4) siang, ada sedkit muncul gelembung kecil namun menurut petugas Pertamina itu merupakan sisa minyak yang menempel di tanah.

Tohar mengingatkan kepada Pertamina untuk melakukan identifikasi dan merespon lebih cepat setiap kejadian yang terjadi di lapangan.

"Pertamina harus cepat dan tanggap setiap kejadian, khususnya yang berkaitan dengan kebocoran pipa penyalur minyak mentah dan gas," tegas sekkab.

Dampak penanganan kebocoran pipa penyalur minyak mentah yang lamban lanjut Tohar, membuat belasan warga mengalami mual, pusing dan muntah-muntah.

"Dua warga terpaksa dilarikan ke rumah sakit umum daerah karena mengalami gangguan pernafasan," ungkapnya.

Selain itu kebocoran pipa penyalur minyak mentah tersebut juga berdampak pada tambak dan belat milik masyarakat, serta mencemari Sungai Besar Nenang dan merusak ekosistem lainnya.

Kebocoran pipa penyalur minyak mentah di kawasan RT 04 Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam itu tambah Tohar, menjadi pelajaran, khususnya Pertamina karena berdampak luas bagi masyarakat dan eksisitem sekitar.

"Warga RT 06, 07 dan RT 08 Kelurahan Nenang terdampak pencemaran minyak berupa bau yang menyengat, dan lingkungan juga tercemar minyak mentah," jelasnya.

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018