Ternate (ANTARA News) - Bantuan untuk pengungsi Gunung Gamkonora yang meletus sejak Minggu (8/7) di Kecamatan Ibu Selatan, Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara (Malut), mulai berdatangan, di antaranya dari Dinas Sosial Malut dan Bank Indonesia Peduli. Keterangan dari Satlak Penanggulangan Bencana Alam (PBA) Halbar di Jailolo, ibukota Kabupaten Halbar, Jumat, menyebutkan Dinas Sosial Malut memberikan bantuan beras 20 ton, ikan kaleng 2.000 kaleng, minyak goreng 500 botol dan mie instan 500 dos. Selain itu, kecap manis 1000 botol, sambal 1000 botol, tenda peleton 15 unit, terpal 100 lembat, kain sarung 100 lembar, kain batik 1,000 lembar, selimut 1.000 lembar dan pakaian wanita (daster) 1.000 lembar. Satlak PBA Halbar menyebutkan, Dinas Sosial Malut juga mendrop satu mobil tangki air dan atu unit mobil dapur umum. Semua bantuan tersebut telah didrop Kamis (12/7) oleh tim Dinas Sosial Malut ke berbagai lokasi pengungsi di Kecamatan Ibu Selatan dan Ibu Tengah. Pihak lain yang juga telah menyalurkan bantuan kepada pengungsi Gunung Gamokonora adalah BI Peduli (bahan sembako), Polda Malut (sembako) dan dari Departemen Kesehatan (atribut dan alat komunikasi untuk petugas kesehatan di lokasi pengungsi. Sementara itu, juru bicara Pemkab Halbar Kalbi Rasyid mengatakan Pemkab Halbar sangat mengharapkan dukungan berbagai pihak untuk membantu pengungsi Gunung Gamkora di Kecamatan Obi Selatan, karena dana Pemkab Halbar sangat terbatas. Bantuan yang sangat diharapkan adalah obat-obatan, tenda dan bahan makanan. Khusus tenda. yang ada sekarang baru 100 unit lebih, sementara jumlah pengungsi yang ada di berbagai lokasi di Kecamatan Ibu Selatan dan Ibu Tengah kini mencapai hampir 10.900 jiwa. Dari lokasi pengungsian diperoleh informasi bahwa para pengungsi mengeluhkan terlambatnya distribusi makanan dari dapur umum, tidak tersedianya fasilitas MCK serta kurangnya obat-obatan. Aktivitas Gunung Gamkonora semakin menurun. Intensitas dan frekuensi letusannya pada Kamis tidak lagi sekuat dan sebanyak seperti hari-hari sebelumnya, namun masih tetap dalam status awas.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007