Bangkok (ANTARA News) - Lebih dari 300.000 pekerja akan kehilangan pekerjaan mereka di industri pakaian Thailand, jika mata uang baht terus menguat terhadap dolar AS, sumber industri memperingatkan, Jumat. Ketua Asosiasi Inndustri Tekstil Thailand, Phongsak Assakul, telah memperingatkan pemerintah bahwa industri pakaian Thailand yang mempekerjakan lebih dari i juta orang di sektor industri tenun, garmen dan tekstil sedang menghadapi sebuah "krisis sejati" ion, has warned the government that Thailand`s apparel industry, jika sesuatu tidak dilakukan terhadap baht, Bangkok Post melaporkan. Dipicu oleh melonjaknya arus masuk investasi asing di bursa lokal, mata uang baht telah mengalami kenaikan 7 persen terhadap dolar AS pada tahun ini. Meski mengalami apresiasi, ekspor Thailand tumbuh 8 persen dalam lima bulan pertama 2007, namun baru ekonom menuduh kenaikan ini karena ekspor produk teknologi tinhgi seperti barang elektronika dan otomotif, yang mencatat 70 persen dari total ekspor namun seluruhnya memiliki kandungan impor tinggi. Ekspor produk teknologi rendah Thailand seperti garmen dan produk pertanian menderita akibat penurunan daya saing harga. Ekspor garmen telah turun 5,7 persen selama lima bulan pertama 2007, dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, kata Bangkok Post. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007