Bengkulu (ANTARA News) - Dibandingkan negara lain seperti Malaysia dan Vietnam anggota Association of South East Asian Nations (ASEAN) lainnya, infrastruktur informasi di Indonesia masih rendah dan belum memadai. Direktur Jenderal Energi, Telekomunikasi dan Informatika Bappenas Gulilang Hardjokoesoema dalam acara sosialisasi program dan rencana strategis Departemen Kominfo di Bengkulu, Jumat mengatakan, telendensitas telepon tetap di Indonesia hanya 5,73 persen, telepon bergerak 21,06 persen dan pengguna internet 6,51 persen. "Di Malaysia teledensitas telepon tetap 16,79 persen, telepon bergerak 75,17 persen dan pengguna internet 39,71 persen. Di Vietnam telepon tetap 18,73 persen, telepon bergerak 10,68 persen dan pengguna internet 7,1 persen," katanya. Ia juga menjelaskan, kapasitas infrasturktur telekomukiasi di Indonesia selama periode 2005-2006 mengalami peningkatan. Untuk telepon tetap pada 2005 hanya 12,7 juta SST sedangkan 2006 mencapai 14 juta SST. Kemudian untuk telepon bergerak, pada 2005 hanya tercatat 46,9 juta pelanggan, sedangkan 2006 naik menjadi 66,5 juta pelanggan, dan pengguna internet dari hanya 14,5 juta orang pada 2005 naik menjadi 25 juta orang pada 2006. Menurut dia, dalam satu dekade terakhir telah terjadi pergeseran paradigma dalam perekonomian dunia yakni beralihnya masyarakat industri menjadi masyarakat informasi, yang ditandai dengan meningkatnya peran informasi dalam kehidupan manusia. Dalam perspektif nasional, kemajuan informasi tidak semata-mata untuk mendukung kehidupan ekonomi, tapi juga menjaga pemeliharaan persatuan dan kesatuan NKRI, meningkatkan hubungan antarbangsa, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata, dan mendukung kegiatan pemerintahan Ke depan telah mentargetkan untuk mewujudkan penyelenggaraan yang efisien, meningkatkan aksesibilitas masyarakat, dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengembangkan dan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2006-2007, pemerintah telah menentukan sasaran untuk menjaga kualitas pelayanan pos pada 3.760 kecamatan, dan merealiasikan revitaliasi pelayanan pos sebanyak 14.250 kantor cabang. Selain itu, juga ditargetkan pencampaian teledensitas sambungan telepon tetap sebesar 13 persen dan telepon bergerak 20 persen. Terselesaikannya pembangunan fasilitas komunikasi pedesaan sekurang-kurangnya 43 ribu sambungan baru di 43 ribu desa. Untuk 2007 dilakukan pembangunan 18 ribu sambungan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007