Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, menyatakan, institusi itu tetap ingin secepatnya orang yang menyerang Novel Baswedan harus segera ditemukan.

"Seperti yang sering saya sampaikan apa yang dialami Novel itu tidak segini-gininya yang saya alami. Artinya, bisa terjadi juga hal ini terhadap siapa saja yang memberantas korupsi di Indonesia. Oleh sebab itu kasus ini harus diselesaikan secara baik dan harus ketemu. Bagaimana caranya pokoknya harus ketemu, secepatnya tentu akan lebih baik," kata Situmorang, di Gedung KPK, Jakarta, Rabu.

Situmorang juga didampingi Baswedan yang mendatangi Gedung KPK atas undangan Wadah Pegawai KPK dalam rangka memperingati satu tahun peristiwa penyerangan air keras terhadap Baswedan, pada 11 April 2017 lalu.

Adapun peringatan satu tahun itu digelar dengan diskusi dan nonton bareng film bertajuk Menolak Diam.

Oleh karena itu, kata dia, untuk penanganan kasus penyerangannya Novel juga meminta dibentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).

"Tadi novel menyampaikan beberapa ada TGPF, ada upaya-upaya lain tidak ada cara yang tunggal untuk mencari penjahat Pak Novel ya, banyak cara. TGPF apapun bentuknya tinggal komitmen kita dan kesepakatan kita," ucap Situmorang.

Lebih lanjut, "Saya selalu mengatakan potongan-potongan informasi kecil pun dari sekitar tetangga bisa jadi menjadi hal yang vital nanti. Oleh sebab itu, mari kita sama-sama bekerja."

Ia pun memastikan pimpinan KPK juga mengawal pengungkapkan kasus penyerangan Baswedan itu, salah satunya dengan terus berkoordinasi dengan polisi.

"Pimpinan mengawal ini, pimpinan terus memperhatikan kesehatan, itu yang pertama dulu bisa pulih supaya dia bisa bekerja. Kedua, koordinasi masih terus dan tim yang ada di KPK masih terus dan harapannya nanti bisa mendorong. Jangan lupa kami harus banyak melakukan upaya selain upaya-upaya yang sifatnya taktis, strategis dan harus banyak berdoa," tuturnya.

Baswedan disiram air keras di bagian mukanya oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di Mesjid Al-Ihsan dekat rumahnya.

Mata Baswedan pun rusak sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017. Baswedan adalah salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan KTP elektronik.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018