Lebanon (ANTARA News) - Tentara Lebanon yang terlibat pertempuran seru dengan kelompok militan pengikut Al Qaeda di sebuah kamp pengungsi Palestina Jumat, menjadikan jumlah korban dari pihak Lebanon makin memburuk sejak perang sipil meletus. Sumber-sumber keamanan mengatakan, seorang prajurit yang terluka saat perempuran seru antara pihak militer dan militan Fatah al-Islam di kamp Nahr al-Bared Kamis meninggal akibat luka-lukanya, yang menjadikan korban dari pihak militer pada hari itu saja mencapai tujuh orang. Pihak militer dan kelompok militan Fatah al-Islam telah bertempur di daerah pantai Nahr al-Bared hampir delapan pekan. Sedikitnya 214 orang telah tewas, menjadikan hal itu aksi kekerasan dalam negeri terburuk sejak perang sipil 1975-1990. Pihak militer, yang khawatir tersedot ke dalam perang yang lama, berupaya meningkatkan tekanan terhadap kamp dengan mendesak kelompok militan untuk menyerah. Namun kelompok militan, yang umumnya pejuang Arab yang dilatih secara baik dan dilengkapi sengjata yang cukup baik pula, yang beberapa di antaranya ikut bertempur di Irak atau dilatih untuk pergi perang ke sana, sejauh ini menolak semua seruan agar mereka meletakkan senjata. Para saksi mata mengatakan, pihak militer membombardir kamp yang sebagian besar telah hancur dengan senjata artileri dan lapis baja. Namun, kelompok militan membalas dengan penembak jitu dan tembakan roket. Sedikitnya tiga tentara pemerintah terluka. Asap hitam dan abu-abu menyemburat dari bangunan-bangunan kamp tersebut, yang sebagian besar telah menjadi puing-puing. Pertempuran hari Kamis tercatat sebagai perang terganas sejak menteri pertahanan Lebanon mengumumkan 21 Juni, bahwa semua operasi serangan besar di Nahr al-Bared dihentikan, setelah pihak militer menguasai pos-pos militan sekitarnya. Satu perjanjian Arab tahun 1969 melarang pasukan keamanan Lebanon memasuki kamp-kamp Palestina itu. Perjanjian tersebut kemudian dibatalkan oleh parlemen Lebanon pada pertengahan 1980-an, namun kesepakatan secara efektif masih berlaku. Sedikitnya 94 tentara, 75 anggota kelompok militan, dan 44 warga sipil tewas dalam pertempuran dengan kelompok militan tersebut di kamp dan di daerah-daerah lainnya sejak 20 Mei lalu. Aksi kekerasan selanjutnya merongrong stabilitas Lebanon, di mana telah delapan bulan dilanda krisis politik dan dikepung oleh pemboman-pemboman di dan sekitar Beirut, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007