Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Filipina mengatakan pihaknya sedang menyelidiki pelanggaran data warganya yang menggunakan Facebook, setelah kebocoran informasi pengguna dalam jumlah besar yang dilakukan oleh lembaga konsultasi politik Inggris, Cambridge Analytica.

Komisi Privasi Nasional Manila menyurati Mark Zuckerberg dan meminta pemimpin Facebook itu untuk menyerahkan dokumen badan pemerintah yang akan menerangkan ruang lingkup dan dampak kebocoran pada data pribadi pengguna di Filipina.

"Kami meluncurkan penyelidikan terhadap Facebook untuk menentukan apakah ada penggunaan data pribadi warga Filipina yang dilakukan secara tidak sah," ujar salinan surat yang dirilis ke media, Jumat (13/4), seperti dilansir dari AFP.

Baca juga: Facebook janji perluas perlindungan data di seluruh dunia

Surat, yang ditulis pada Rabu (11/4), itu menyatakan bahwa 1,18 juta pengguna Facebook Filipina "kemungkinan terkena dampak insiden Cambridge Analytica."

"Filipina melampaui proyeksi pertumbuhan pengguna dan sekarang memiliki lebih dari 67 juta pengguna Facebook yang aktif. Sudah menjadi kewajiban kami untuk melindungi kepentingan pribadi pengguna ini," catat surat tersebut.

Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, meminta maaf dalam sidang kongres Amerika Serikat (AS) pekan ini atas tindakan yang dilakukan perusahaannya dalam mengatasi kemarahan yang kian berkembang.

Baca juga: Cambridge Analytica jawab tudingan kebocoran data Facebook


 

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2018