Denpasar (ANTARA News) - Pelaku aksi kerusuhan dengan merusak dan membakar sejumlah kantor kepala desa pasca-pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Buleleng, Bali, diperkirakan terus bertambah seiring upaya pemburuan tersangka pelaku oleh petugas kepolisian. "Tersangka pelakunya akan terus bertambah, karena kami mencurigai sejumlah orang turut ambil bagian dalam aksi yang meletus 26 Juni lalu, sepekan setelah Pilkada," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Kabid Humas Polda) Bali, Kombes Pol AS Reniban, di Denpasar, Sabtu. Ia menyebutkan, kali ini pun telah terjadi penambahan satu tersangka lagi, dari yang sebebelumnya empat orang. Tersangka yang terakhir dibekuk itu, Ketut Suparma alis Kancrung (31), penduduk Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar. Suparma terlibat dalam aksi kerusuhan tersebut selaku penyedia sarana transportasi, yakni sepeda motor untuk para pelaku pembakaran atas sejumlah kantor kepala desa. Sementara itu, empat tersangka yang terlebih dahulu diringkus, Gede Semadi alias Dedut, Nengah Sita alias Gentong, Made Swadarmayasa alias Seregog dan Kadek Artawan alias Dekawan. Keempatnya tinggal di desa terpisah di dua kecamatan masing-masing Sukasada dan Banjar, Kabupaten Buleleng. Dalam aksinya, para tersangka tidak hanya telah membumihanguskan lima kantor Kades, tetapi juga merusak sebuah warung lesehan, serta rumah tinggal dan membakar dua sepeda motor milik Wayan Kasna, kepala Dusun Cempaga, Kecamatan Banjar. Kombes Reniban menyebutkan, dari hasil pemeriksaan sementara terungkap bahwa para tersangka begitu nekad melakukan aksi pembakaran setelah diiming-imingi ongkos sebesar Rp2 juta untuk setiap kantor Kades yang dapat dibumihanguskan. "Para tersangka mengakui itu. Namun dari jumlah uang yang dijanjikan, mereka mengaku baru menerimanya sebesar Rp600 ribu, sebagai uang muka," ucapnya. Ditanya tentang orang yang mendanai aksi kerusuhan tersebut, Kabid Humas menyebutkan belum dapat disebutkan sekarang, karena masih dalam upaya pelacakan. "Kita terus melakukan penyelidikan untuk dapat mengungkap `dalang` yang telah memberikan dana bagi aksi tersebut," ujar Reniban. Aksi perusakan dan pembakaran pascapelaksaan Pilkada di Buleleng itu, diduga kuat diprakarsai seseorang atau kelompok tertentu yang merasa kurang puas dengan hasil akhir dari pesta demokrasi yang telah berlangsung. Sementara untuk penghitungan suara KPUD Buleleng yang telah dinyatakan final, telah menetapkan pasangan Drs Putu Bagiada MM dan Drs Made Arga Pynatih, masing-masing sebagai Bupati dan wakil Bupati Buleleng periode 2007-2012. Pasangan yang diusung PDI-P itu tercatat mengantongi suara terbanyak yakni 112.033 suara atau 36.17 persen, sehingga Bagiada kembali memimpin Kabupaten Buleleng untuk masa jabatan kedua kalinya. Sedangkan, lawan-lawannya Ir Nyoman Ray Yusha-Ni Putu Febriantari, mengantongi 81.373 suara, disusul dari Partai Golkar yang mengusung I Nyoman Sugawa Korry- Luh Kerthianing dengan 68.064 suara dan kandidat Made westra-Ketut Englan meraih 48.102 suara. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007