Banda Aceh (ANTARA News) - Transportasi darat dari dan ke Banda Aceh-Calang, ibukota Kabupaten Aceh Jaya, Minggu (15/7) petang dibuka kembali, setelah sekitar 25 jam ditutup untuk memperbaiki salah satu jembatan darurat yang rusak karena padatnya arus kendaraan. "Kini transportasi darat dari kedua daerah itu sudah normal kembali, setelah ditutup sementara untuk semua jenis kendaraan sejak Sabtu (14/7) pagi," kata Wakil Bupati Aceh Jaya Zamzami A. Rani melalui pesat singkat (SMS) yang diterima ANTARA News Banda Aceh, Senin. Jalan Banda Aceh-Calang melalui lintas pesisir ditutup sementara karena jembatan di atas Krueng (sungai-red) Desa Babah Awe, Kecamatan Jaya, sepanjang sekitar 50 meter mengalami kerusakan, sehingga BRR Aceh dan Badan pembangunan PBB (UNDP) mengambil inisitaif memperbaikinya. Menurut Abu Tausi, panggilan akrab kepada Wabup Zamzami A. Rani, ruas jalan lintas pesisir Banda Aceh-Aceh Jaya kini masih dalam keadaan darurat, setelah sebagian besar jalan dan jembatan lama mengalami hancur total saat bencana tsunami 26 Desember 2004. Selama ruas jalan tersebut ditutup sementara, arus kendaraan dari Calang ke Banda Aceh terpaksa dialihkan melalui Meulaboh, ibukota Kabupaten Barat rute Tutut - Geumpang dengan melewati Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Besar dengan jarak tempuh mencapai 15-17 jam. Menurut Abu Tausi, Calang menempuh rute Tutut-Geumpang jarak jelajahnya lebih 350 KM, sementara lintas pesisir Calang-Banda Aceh sekitar 142 KM dengan jarak jelajah dalam kondisi darurat saat ini antara enam hingga tujuh jam. Ruas jalan Banda Aceh-Aceh Jalan hingga Meulaboh, sepanjang 250 KM kini dalam tahap pelaksanaan pembangunan yang disponsori UNDP, guna memperlancar transportasi darat serta pemulihan kembali peronomian masyarakat yang terpuruk akibat bencana tsunami. "Meskipun masih dalam keadaan darurat, namun secara umum transportasi darat ke Aceh Jaya cukup lancar," katanya. Aceh Jaya merupakan daerah yang terkena dampak bencana tsunami cukup parah kini sedang berbenah diri, baik sarana pemerintahan, perumahan masyarakat maupun sarana jalan, guna mempercepat meulihan ekonomi masyarakat menuju kehidupan kembali secara normal.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007