Jerusalem (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Palestina, Salam Fayyad, dalam wawancara yang diterbitkan media setempat pada Senin menyerukan Israel untuk menghidupkan kembali perundingan-perundingan perdamaian yang telah lama mandeg. Ia mengatakan, tindakan-tindakan membangun kepercayaan termasuk pembebasan tawanan dan membongkar penghadang jalan saja tidak cukup. Ia mengemukakan, sebagaimana mitra kerjanya dari Israel, Ehud Olmert, yang mengharapkan untuk bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, kemungkinan di Jerusalem. Pembantu senior Abbas, Saeb Erekat, membenarkan bahwa pertemuan itu akan diadakan Senin, namun tidak menyebut waktu atau tempatnya. Juru bicara Olmert, Miri Eisin, mengatakan bahwa dia masih belum bisa membenarkan adanya pertemuan tersebut. Dalam wawancara pertamanya dengan pers Israel, Fayyad - yang menggantikan Abbas sebagai kepala pemerintah darurat setelah kelompok Hamas mengambil-alih kekuasaan Jalur Gaza sebulan lalu - mengatakan kepada harian Ha`aretz, bahwa hal itu penting, meskipun ada kesalahan `pathologi` untuk memfokuskan perundingan Olmert-Abbas hanya berkaitan dengan isyarat membangun kepercayaan saja. Pembicaraan-pembicaraan antara kedua pihak harus berfokus pada aspek-aspek proses perdamaian jangka pendek dan jangka panjang, dalam rangka memulihkan proses kepercayaan di masyarakat Palestina maupun Israel. Fayyad juga mengecam Israel `bukanlah mitra` yang bisa diajak melakukan pendekatan, seraya mengatakan, bahwa pendekatan sepihak yang dilakukan Israel pada penarikan pasukannya dari Gaza tahun 2005 telah `memojokkan` Palestina. Menanggapi pendapat Israel bahwa pemerintah Abbas terlalu lemah untuk berperan sebagai mitra perdamaian, Fayyad mengatakan, bahwa jika Israel ingin menunggu Pemerintah Palestina menjadi `kekuatan besar di dunia` sebelum menghidupkan kembali perundingan-perundingan, hal itu berarti menunggu tiada akhir. Israel Ahad menyelesaikan daftar 250 tawanan Palestina, sebagian besar dari mereka adalah dari gerakan Fatah pimpinan Abbas, yang telah diumumkan akan dibebaskan. Presiden Palestina dan Perdana Menteri Israel terakhir bertemu di kota pantai Laut Merah, Sharm el-Sheikh, Mesir, pada akhir bulan lalu. Presiden Amerika Serikat, George W. Bush, sementara itu juga akan menyampaikan pidato kebijakannya mengenai Timur Tengah, yang tak dijadwalkan, dari Gedung Putih, Senin, demikian laporan DPA. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007