Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah riset mengungkap bahwa mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein semisal kopi atau teh bisa memperpanjang usia harapan hidup, mengurangi risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung dan lainnya. 

Namun, waspadalah ketika kebiasaan itu melintasi batas karena bisa jadi efek positif itu berubah menjadi negatif untuk Anda. 

Akademisi dari Universitas Arkansas untuk Institut Penelitian Ilmu Kedokteran Psikiatrik, Merideth Addicot mengatakan kecanduan pada kafein tak seperti pada alkohol atau obat-obatan, tetapi muncul ketergantungan saat Anda berhenti mengonsumsinya. 

Apa tanda jika Anda sudah ketergantungan pada kafein?

Addicott mengatakan ketergantungan kafein lebih tentang bagaimana zat ini mempengaruhi fungsi sehari-hari Anda daripada tentang jumlah sebenarnya yang Anda konsumsi setiap hari. 

Tidak ada jumlah cangkir tertentu, atau miligram kafein, per hari yang menandakan masalah. Namun, ketergantungan lebih pada bagaimana seseorang yang merasa tertekan jika mereka tidak bisa mendapatkan kafein ketika mereka menginginkannya, dan seberapa banyak gangguan yang disebabkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Baca juga: Remaja di AS meninggal akibat overdosis kafein

Konon, kebanyakan ahli menyarankan orang dewasa mengonsumsi tidak lebih dari 400 miligram kafein per hari (kira-kira jumlah dalam empat cangkir kopi). 

Jika Anda secara teratur minum lebih dari itu, Anda mungkin berisiko mengalami efek samping termasuk gangguan tidur, migrain dan sakit kepala lainnya, detak jantung yang cepat, tremor otot, lekas marah, kegelisahan dan sakit perut, menurut Mayo Clinic. 

Jika Anda mengalami efek samping fisik, mengalami kesulitan dalam mengubah konsumsi, maka ini adalah tanda bahwa Anda mungkin sudah ketergantungan kafein. Karenanya, Anda harus mempertimbangkan untuk mengurangi kafein. Demikian seperti dilansir Time. 

Baca juga: Benarkah kopi dan teh sebabkan dehidrasi? ini kata ahli
Baca juga: Seberapa batas minum kopi yang tidak ganggu kesehatan? ini penjelasannya

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Monalisa
COPYRIGHT © ANTARA 2018